Keunikan Wisata Alam Air Terjun Dalam Gua di Muara Sahung Bengkulu, Simpan Mitos Tentang Para Raja
AIR TERJUN: keindahan air terjun dalam goa di Kaur yang menyimpan 10 fakta menarik-istimewa-raselnews.com
RadarSelatan.bacakoran.co - Provinsi Bengkulu menyimpan begitu banyak wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.
Salah satunya adalah wisata alam air terjun dalam gua yang berada di Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten Kaur.
Objek wisata ini menawarkan dua keindahan alam sekaligus. Pertama keindahan goa yang dilengkapi dengan stalagtit dan stalagmit.
Kemudian keindahan air terjun yang berada pada bagian ujung gua.
BACA JUGA:Resiko Nikah Muda, Dinas PPKB-P3A Bengkulu Selatan Sampaikan Hal Ini
Saking menariknya air terjun ini, bukan saja wisatawan domestik yang berkunjung, tetapi juga wisatawan mancanegara.
Terbaru ada 13 turis asing yang mengunjungi Air terjunnya yang memiliki ketinggian sekitar 9 meter tersebut.
Dua orang turis asing dari Negara Cina, kemudian tujuh turis asing dari Prancis dan empat orang turis asing dari Australia.
Mereka berkunjung tidak bersamaan, ada jeda waktu sekitar tiga bulan.
BACA JUGA:Rentan Diincar Penjahat, Hindari Keluar Rumah di Waktu Ini
Awalnya para wisatawan asing ini datang untuk melihat Bunga Refflesia, setelah sampai di lokasi, oleh anggota Pokdarwis diajak juga melihat air terjun dalam goa itu.
Air terjun dalam goa di muara sahung ini diyakini masyarakat memiliki hubungan dengan kerajaan Sriwijaya.
Berdasarkan mitos berkembang di masyarakat, gua tempat air terjun itu berada merupakan tempat bertapa para raja raja Sriwijaya pada zaman dahulu.
Air itu jatuh dari lubang melingkar yang memiliki lebar sekitar 3 meter di atas goa.
BACA JUGA:Rentan Diincar Penjahat, Hindari Keluar Rumah di Waktu Ini
Kemudian jatuh ke dasar goa yang dipenuhi material bebatuan berwarna hitam mengkilap.
Berjarak sekitar 300 meter dari objek wisata air terjun dalam goa ini terdapat habitat bunga Rafflesia Arnoldi.
Objek wisata air terjun dalam goa ini berada di hutan produksi terbatas wilayah Desa Ulak Bandung.
Dari Desa Ulak Bandung, pengunjung bisa menaiki sepeda motor menuju lokasi air terjun.
Sewa ojek yang disiapkan oleh Anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Ulak Bandung Rp75 ribu.
BACA JUGA:Ombudsman Komitmen Awasi Proses SPMB 2025 di Provinsi Bengkulu
Anggota Pokdarwis Desa Ulak Bandung juga bersedia jika diminta memandu masuk kedalam goa air terjun.
Tidak ada tarif khusus untu biaya memandu ini, pengunjung cukup memberikan uang seikhlasnya saja.
Jarak antara pemukiman penduduk dengan air terjun dalam goa ini sekitar 1,5 kilometer. Jalan yang dilalui rabat beton.
Kemudian melewati hamparan sawah. Setelah itu dilanjutkan dengan jalan tanah tetapi sudah digusur menggunakan alat berat.
Lebar mulut goa sekitar 2,5 meter, ruangan sempit ini panjangnya sekitar 15 meter. Di sisi kiri kanan dan bagian atas goa terdapat stalaktit dan stalakmit.
BACA JUGA:Empat Bulan Terakhir, Pemkab Seluma Sudah 3 Kali Didemo
Setelah itu pengunjung akan menemui bagian goa yang luas dan berbentuk ruangan. Dengan luas sekitar 30 meter. Pada bagian atas goa ini ada lobang lebarnya sekitar 3 meter.
Nah dari lobang inilah air terjun jatuh ke dalam goa. Lewat lobang air terjun ini juga sinar matahari masuk.
Goa itu sebenarnya sudah lama diketahui oleh masyarakat sekitar.
Tetapi masyarakat tidak berani masuk, sampai ke ujung goa. Kalaupun ada yang masuk hanya beberapa meter saja itupun untuk memasang pancing ikan pelus (sidat).
BACA JUGA:Bersama sama Wujudkan Generasi Sehat Guna Mencegah Stunting
Sehingga tidak diketahui kalau di dalam goa itu terdapat ruangan yang luas, ada stalaktit dan stalakmit serta air terjun.
Baru pada tahun 2000, gua itu dimasuki oleh manusia dan sejak itulah objek wisata ini mulai dikenalkan kepada pihak luar.
Saat ini sudah banyak wisatawan yang datang. Bukan saja wisatawan lokal tetapi wisatawan manca negara sudah ada yang menapakkan kaki di goa itu.
Sayangnya, sejauh ini belum ada fasilitas penginapan di Desa Ulak Bandung. Sehingga para wisatawan yang berkunjung harus menginap di Kota Bintuhan.
Masyarakat sekitar meyakini kalau goa itu dulunya merupakan tempat bertapa salah seorang raja dari Kerajaan Sri Wijaya. Serta pusat kerajaan mahluk halus.
BACA JUGA:Banyak Jalan Provinsi di Bengkulu Selatan Rusak, DPRD Berharap Gubernur Helmi Hasan Tak Pilih Kasih
Masyarakat meyakini cerita ini melalui kesaksian orang pintar yang pernah melakukan penerawangan di lokasi goa itu.
Namun tidak ada bukti nyata di sekitar goa itu yang bisa dijadikan petunjuk kalau goa itu pernah menjadi tempat bertapa para raja.
Tetapi keanehan berupa suara memang pernah terdengar dari dalam goa itu. Bunyi yang terdengar seperti alunan nada alat musik angklung.
Biasanya suara itu terdengar saat siang hari dan ketika terjadi hujan panas (cuaca panas dan matahari bersinar tetapi turun hujan).
Saat ini suara itu masih ada warga yang mengaku mendengar. Tetapi sejak goa itu sering dikunjungi suara itu sudah sangat jaran terdengar.
Walaupun masyarakat meyakini cerita mistis di goa itu, tetapi Zulaini menegaskan kalau goa itu aman untuk dikunjungi.
Selama ini belum ada orang yang diganggu oleh penghuni goa itu. Karena setiap berkunjung pemandu selalu permisi.
Dan para pengunjung juga dilarang berbuat dan berkata tidak sopan selama di dalam goad an didekat air terjun. (**)