Mesin Sama Harga Beda! 8 Motor Honda Ini Wajib Dipertimbangkan Sebelum Dibeli

Mesin Sama Harga Beda! 8 Motor Honda Ini Wajib Dipertimbangkan Sebelum Dibeli-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

BACA JUGA:Honda RS125 2025 Meluncur di Filipina, Motor Sporty Irit BBM, Cuma 1,48 L/100 KM

Sayangnya, desainnya dinilai kurang menarik dan performa mesinnya biasa saja. Respons gas yang lambat dan handling yang kurang lincah di jalan padat membuat motor ini cepat kehilangan daya tarik di pasaran. Kini, suku cadangnya pun mulai sulit ditemukan.

4. Honda Supra GTR 150

Sebagai lawan dari Yamaha MX King, Supra GTR 150 hadir dengan mesin 150 cc DOHC. Namun, desainnya dinilai terlalu kalem untuk kategori bebek sport, sementara karakter mesin yang bertorsi tinggi justru kurang cocok untuk pemakaian harian.

Popularitas yang kalah jauh dari rivalnya membuat harga jual bekasnya turun tajam. Keterbatasan part aftermarket juga menjadi tantangan bagi pecinta modifikasi.

BACA JUGA:Kawasaki Luncurkan Skuter Murah All New Brusky 125, Siap Tantang Honda Air Blade

5. Honda Scoopy (rangka eSAF)

Honda Scoopy dikenal sebagai skutik bergaya retro yang digemari anak muda, terutama perempuan. Namun, model-model terbaru Scoopy yang menggunakan rangka eSAF banyak menuai keluhan.

Meskipun telah diberikan garansi, kekhawatiran mengenai kekuatan rangka tetap menjadi perhatian calon pembeli. Harga yang mendekati kompetitor dengan fitur lebih unggul juga membuat Scoopy harus bersaing lebih ketat.

6. Honda CBR 150R

CBR 150R mengalami pembaruan desain yang signifikan dan kini tampil lebih sporty. Meski demikian, performa mesinnya dianggap kurang agresif, suspensinya terlalu lembut, dan posisi berkendara yang terlalu santai untuk motor sport.

BACA JUGA:Honda CRF250 Series Terbaru Resmi Dirilis di Indonesia, Harga Mulai Rp 86 Jutaan

Dengan harga cukup tinggi, banyak yang menilai value yang ditawarkan tidak sebanding, terutama bagi pengguna yang mencari performa tinggi.

7. Honda SH150i

Skuter ini populer di Eropa dan Vietnam, tetapi gagal menarik minat pasar Indonesia. Salah satu alasannya adalah harga yang dinilai terlalu tinggi untuk fitur yang tak jauh berbeda dari PCX.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan