Umami: Rasa Kelima yang Mengubah Wajah Kuliner Dunia, Begini Sejarahnya

Umami: Rasa Kelima yang Mengubah Wajah Kuliner Dunia, Begini Sejarahnya-istimewa-freepik.com

Radarselatan.bacakoran.co - Sebagaimana diketahui, dalam dunia kuliner ada empat rasa dasar yakni manis, asin, pahit, dan asam.

Tetapi siapa sangka, sebuah penemuan dari Jepang memperkenalkan rasa kelima yang kini tak kalah penting yakni umami, istilah yang menggambarkan sensasi gurih yang lezat.

BACA JUGA:Mata Langit, Objek Wisata Menarik di Magelang, Spot Menikmati Sunset Sambil Kulineran

Kata ini berasal dari bahasa Jepang, dan pertama kali dikenalkan pada tahun 1908 oleh Kikunae Ikeda, seorang ahli kimia asal Jepang.

Ikeda adalah sosok yang memiliki kecintaan besar terhadap ilmu pengetahuan. Ia menempuh pendidikan di Jerman dan Inggris, lalu kembali ke Jepang pada 1901 untuk menjadi profesor kimia di Tokyo Imperial University.

Ide tentang umami muncul ketika ia menikmati semangkuk dashi, kaldu Jepang yang dibuat dari kombu (rumput laut) dan ikan bonito kering. Rasa gurih yang khas itu mengingatkannya pada keju dan tomat yang pernah ia cicipi saat di Eropa.

BACA JUGA:Jelang Hari Raya Idul Fitri, Pelaku UKM di Kaur Tambah Stok Bahan Baku Kuliner

Terdorong rasa penasaran, Ikeda meneliti lebih jauh dan berhasil mengisolasi senyawa penyebab rasa gurih tersebut, yaitu asam glutamat.

Dari penelitian itu, lahirlah monosodium glutamat (MSG), kristal glutamat yang kini digunakan luas sebagai penyedap rasa. Penemuannya menjadi revolusi besar dalam dunia masak-memasak.

Meski begitu, umami sempat disalahartikan. Pada 1968, sebuah artikel di New England Journal of Medicine menyebut MSG sebagai penyebab “Chinese Restaurant Syndrome,” yang dituduhkan menimbulkan gejala seperti pusing, mati rasa, dan jantung berdebar.

BACA JUGA:Bengkulu Buka Pusat Kuliner Halal

Walaupun klaim tersebut terbukti keliru dan berasal dari laporan palsu, mitos negatif soal MSG tetap membekas di benak sebagian orang.

Padahal di Jepang, umami telah lama menjadi bagian penting dalam tradisi kuliner—bahkan sebelum Ikeda menamainya.

Kaldu dashi, yang menjadi pusat rasa umami, dibuat dari kombu, sejenis rumput laut yang telah dikonsumsi selama ratusan tahun di wilayah seperti Osaka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan