5 Padi Lokal Memiliki Bulir Besar dan Bobot Berat, paling Dicari petani Saat Ini

Salah sat padi yang memiliki bulir berbobot -istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co - Petani padi di Indonesia saat ini sudah banyak yang mengembangkan kembali benih padi lokal.

Karena beberapa jenis padi lokal terbukti memiliki keunggulan salah satunya adalah hasil melimpah dan bulir berat.

Berikut ini 5 jenis padi lokal yang memiliki bulir besar dan berat:

BACA JUGA:3 Cara Agar Buah Padi Matang Serentak, Proses Panen Lebih Mudah dan Hasil Meningkat

1. Cibesi

Padi Cibesi memiliki umur tanam sekitar 85–90 hari setelah tanam (HST). Anakan produktifnya mencapai 20–30 batang per rumpun, dengan batang tegak dan daun bendera yang sudung. Panjang malainya sekitar 25–27 cm.

Cibesi ini punya bobot 1000 bulir sebesar 30,5 gram, lebih berat dari Impari 32. Bentuk gabahnya lonjong dan tergolong gabah premium. Hasil nasi berwarna putih bersih, tidak berkapur, dan tentunya pulen.

Rata-rata hasil panen 9,5 ton/ha, dengan potensi maksimal hingga 11 ton/ha.

Padi Cibesi tahan terhadap Sundep (penggerek batang), Wereng batang coklat, blas, Cocok ditanam di area irigasi maupun non-irigasi seperti sawah tadah hujan.

BACA JUGA:Padi Genjah, Hasil Melimpah, Bisa Mendapatkan gabah Hingga 14 Ton Per Hektar, Cocok Ditanam di Sekua Musim

2. Ngaos Mawar

Padi lokal ini diproduksi oleh KSP di Lakbok, Ciamis. Umur tanamnya sekitar 95–100 HST, dengan tinggi tanaman 83 cm.

Jumlah bulir per malai bisa mencapai 300 bulir, anakan produktifnya 23–30 batang per rumpun.

Batangnya besar dan kokoh, jadi tahan rebah, dan bentuk tanamannya tegak lurus. Bobot per 1000 bulir mencapai 34 gram, lebih berat dari Impari 32.

Potensi hasilnya hingga 11 ton/ha, dan rata-rata di lapangan 8–9 ton/ha.

Padi ini tahan terhadap Wereng batang coklat, hawar daun bakteri, penggerek batang.

Gabah besar dan panjang, jadi favorit para tengkulak.

BACA JUGA:4 Padi Unggul Tahan Terhadap Lahan Asam, Hasil Melimpah dan Tidak Mudah Rebah

3. Pada Herang 02

Jenis padi ini jadi idola konsumen dan tengkulak. Umur tanam 95–100 HST, dengan tinggi tanaman sekitar 100 cm.

Anakan produktif bisa mencapai 30–40 per rumpun, dan isi malainya bisa 400 bulir. Gabahnya besar dan panjang, nasi yang dihasilkan pulen dan berkualitas.

Bobot 1000 bulirnya 33 gram, dengan potensi panen hingga 12 ton/ha.

Toleran terhadap Asam-asaman, Kekeringan, Genangan air, Perawatannya juga sangat mudah.

BACA JUGA:Ingin Panen Melimpah, Petani Wajib Tahu Cara Pemeliharaan Padi Pada Fase Vegetatif Menuju Fase Generatif

4. Cibatu 06

Termasuk varietas lokal dengan umur 95–100 HST, bentuk tanaman tegak, tinggi mencapai 120 cm.

Daun benderanya tegak, gabah besar dan kuning bersih. Rontokan tergolong sedang, dan tahan terhadap kelembaban.

Anakan produktif 25–30 batang per rumpun, bulir per malai 200–300 bulir.

Tekstur nasi pulen sedang, bobot 1000 bulirnya 30 gram. Potensi hasil 9–12 ton/hektar.

BACA JUGA:Ingin Panen Melimpah, Petani Wajib Tahu Cara Pemeliharaan Padi Pada Fase Vegetatif Menuju Fase Generatif

5. Cikawasen (Pendatang Baru)

Varietas ini banyak ditanam di Kabupaten Ciamis, dan menjadi unggulan baru. Umur tanam 95 HST, panjang malai bisa mencapai 40 cm.

Bisa tumbuh baik di lahan rawa maupun daerah minim air. Produksi tinggi, hingga 10 ton/ha, dan batangnya kokoh serta tahan rebah. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan