Svalbard Kota Dingin Tanpa Siang Di Belahan Bumi Utara, Dihuni Ribuan Manusia Dengan Sosial Budaya Yang Unik

Rumah penduduk di daerah terdingin di belahan bumi utara-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co - Svalbard adalah sebuah kepulauan yang terletak di kawasan Samudra Arktik, sekitar 1300 km dari daratan Norwegia.

Kepulauan ini terdiri dari berbagai pulau besar dan kecil serta terkenal kaena iklim, geografi, budaya, dan kehidupan sosial masyarakatnya yang unik.

Secara geografis, Svalbard memiliki lanskap berbatu, pegunungan, dan gletser yang mencakup sekitar 60% dari total luas daratannya, yang mencapai sekitar 61.000 kilometer persegi. 

BACA JUGA:Mengenal Alergi Dingin! Penyebab, Gejala, dan Cara Menghindarinya

Kepulauan ini dihuni oleh sekitar 2.400 orang, dengan hampir sepertiga di antaranya adalah imigran dari lebih dari 50 negara yang berbeda.

Menariknya, karena lokasinya yang terletak di wilayah kutub, jumlah beruang kutub di Svalbard lebih banyak daripada jumlah penduduknya, diperkirakan sekitar 3.000 beruang kutub mendiami kepulauan ini.

Oleh karena itu, beruang kutub menjadi simbol Svalbard dan keberadaan mereka dilindungi oleh hukum Norwegia.

Svalbard dikenal juga karena kebijakan imigrasinya yang longgar, di mana tidak ada visa atau izin tinggal yang diperlukan untuk menetap di sana, asalkan seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Namun, karena iklim yang sangat ekstrem dan keterbatasan fasilitas, Svalbard bukanlah tempat tinggal yang mudah bagi semua orang. 

BACA JUGA:Kota Paling Dingin di Dunia, Suhu Ekstrem Minus 70 Derajat Celsius, Tempat Tinggal Orang Orang Sakti

Bahkan, banyak orang menyebut Svalbard bukanlah tempat yang ideal untuk lahir maupun mati. Hal ini disebabkan oleh lapisan tanah yang membeku dan sangat sulit untuk menggali kuburan di sana.

Jenazah yang dikuburkan di Svalbard tidak akan terurai dan malah terawetkan dengan baik, sehingga penguburan di kepulauan ini dilarang sejak tahun 1950-an.

Selain itu, wanita hamil juga dilarang melahirkan di Svalbard karena tidak ada fasilitas rumah sakit.

Wanita hamil yang mendekati waktu persalinan akan diberi waktu satu bulan sebelum melahirkan untuk pergi ke Norwegia.

Salah satu fenomena unik di Svalbard adalah fenomena malam kutub (polar night) dan matahari tengah malam (midnight sun). 

BACA JUGA:Ribuan Tahun Mendiami Kutub Utara, Begini Cara Orang Eksimo Bertahan Hidup di Belahan Bumi Yang Dingin

Malam kutub terjadi dari akhir Oktober hingga pertengahan Februari, ketika matahari tidak terbit di atas cakrawala, menciptakan kegelapan total selama beberapa bulan.

Sebaliknya, dari pertengahan April hingga akhir Agustus, Svalbard mengalami matahari tengah malam, di mana matahari tidak pernah terbenam, memungkinkan aktivitas luar ruangan sepanjang hari.

Durasi malam kutub bervariasi tergantung lokasi, dengan Longyearbyen, pemukiman terbesar di Svalbard, mengalami kegelapan total selama 84 hari.

Daerah yang lebih utara bahkan dapat mengalami malam kutub yang lebih lama. Tiga tahap malam kutub juga dapat dijelaskan berdasarkan intensitas cahaya yang masih terlihat, yaitu sivil, polar, dan astronomikal.

Fase astronomikal merupakan tahap tergelap, di mana tidak ada cahaya sama sekali.

Namun, meski tidak ada sinar matahari langsung, Svalbard tidak selalu berada dalam kegelapan total. 

BACA JUGA:Suku Inuit, Kumpulan Manusia Sakti, Kebal Dingin, Sang Penakluk Tanah Beku di Kutub Utara

Fenomena Aurora Borealis memberikan cahaya warna-warni di langit malam yang menakjubkan, dan saat matahari berada sangat rendah di bawah cakrawala, beberapa cahaya senja masih terlihat, memberi sedikit penerangan.

Selain itu, salju yang melapisi Svalbard juga memantulkan cahaya seperti cahaya bulan dan Aurora.

Kondisi malam kutub yang panjang dapat mempengaruhi kondisi psikologis penduduk, mengganggu ritme sirkadian tubuh dan menyebabkan kelelahan serta kesulitan tidur.

Banyak penduduk menggunakan lampu terapi cahaya untuk membantu tubuh mereka mensintesis serotonin, yang membantu memperbaiki suasana hati.

Selain itu, kegiatan komunitas seperti olahraga, yoga, dan acara sosial lainnya membantu menjaga kesehatan mental selama malam kutub.

BACA JUGA:Kulkas dan AC Tak Berguna, Yakutsk Kota Terdingin Di Rusia Yang Menyiksa

Setelah malam kutub berakhir, Svalbard mengalami transisi menuju matahari tengah malam, yang memberi penduduk kesempatan untuk menikmati sinar matahari terus-menerus sebagai kompensasi dari kegelapan panjang.

Biasanya, masyarakat merayakan fenomena ini dengan festival seperti Solfestuka untuk merayakan kembalinya matahari.

Selain iklim dan kehidupan sosialnya yang unik, Svalbard juga terkenal sebagai lokasi "berangkas benih dunia" atau "anti-apokalips."

Bangunan ini digunakan untuk menyimpan benih tanaman dari seluruh dunia dan dirancang untuk tahan terhadap bencana alam, pemanasan global, dan bahkan perang nuklir.

Berangkas ini mulai dibangun pada tahun 2004 dan dipilih karena kelembaban yang rendah serta lokasi yang aman di atas permukaan laut.

Benih disimpan dalam terowongan lebih dari 100 meter di bawah tanah es untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga.

Berangkas ini dapat menampung hingga 2,5 miliar benih dan menerima sampel dari lebih dari 60 negara. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan