5 Jenis Padi Lokal Baru di Tahun 2025 Sama Unggulnya Dengan Inpari 32
Padi lokal unggul setara inpari 32-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co - Padi lokal indonesia sudah banyak yang dikembangkan menjadi benih padi unggul. Selama ini jenis padi unggul yang paling banyak dicari petani adalah Inpari 32.
Namun saat ini ada 5 jenis padi lokal yang sama unggulnya dengan Inpari 32.
Padi padi ini memiliki bulir yang bernas, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta memiliki potensi hasil melimpah.
BACA JUGA:Sulit Mendapatkan Pupuk Urea Untuk Memupuk Padi? Bisa Gunakan 5 Pupuk Alternatif Ini, Hasilnya Sama Saja
Ini daftar 5 padi lokal yang sama unggulnya dengan Inpari 32L
1. Cibesi
Jenis padi pertama yang akan kita bahas adalah Cibesi. Padi ini memiliki umur panen yang cukup singkat, yaitu antara 85 hingga 90 hari setelah tanam.
Padi Cibesi memiliki anakan produktif antara 20 hingga 30 batang per rumpun, dengan batang yang tegak dan daun bendera yang tegak juga. Panjang malai padi ini mencapai 25 hingga 27 cm.
Menurut informasi dari Channel Jiwaani, padi Cibesi memiliki bobot per 1000 bulir sekitar 30,5 gram, yang lebih berat dibandingkan Inpari 32.
Gabah padi ini berbentuk lonjong dan termasuk dalam kategori gabah premium, dengan nasi yang pulen dan putih bersih, tanpa kapur.
BACA JUGA:5 Cara Agar Tanaman Padi Terhindar Dari Serangan Beluk, Bulir Lebat dan Berbobot
Rata-rata hasil padi ini mencapai 9,5 ton per hektar, dengan potensi hasil bisa mencapai 11 ton per hektar.
Padi Cibesi ini tahan terhadap beberapa hama, seperti sundep (penggerek batang), wareng batang coklat, dan agak tahan terhadap blas.
Padi ini cocok ditanam di daerah irigasi maupun non-irigasi, seperti sawah tegalan atau sawah tadah hujan.
BACA JUGA:3 Insektisida Tabur Yang Ampuh Membasmi Hama Penggerek Batang yang Menyebabkan Padi Terserang Beluk
2. Ngus War (Naos Mawar)
Selanjutnya ada Ngus War atau Naos Mawar, padi lokal yang diproduksi oleh KSP di daerah Ciamis. Padi ini memiliki umur tanaman sekitar 95 hingga 100 hari setelah tanam, dengan tinggi tanaman sekitar 83 cm.
Padi ini memiliki 23 hingga 30 anakan produktif per rumpun, dan bulir per malai bisa mencapai hingga 300 butir.
Bobot per 1000 bulir padi ini mencapai 34 gram, lebih berat dari Inpari 32. Potensi hasilnya mencapai 11 ton per hektar, dengan hasil rata-rata di lapangan sekitar 8 hingga 9 ton per hektar.
BACA JUGA:Walang Sangit, Serangga Kecil Berbau Tak Sedap, 4 Obat Ini Ampuh Kendalikan Walang Sangit Pada Tanaman Padi
Padi ini tahan terhadap hama wareng batang coklat dan agak tahan terhadap hawar daun bakteri. Namun, serangan penggerek batang tidak terlalu signifikan.
Naos Mawar menjadi favorit di kalangan konsumen beras karena bentuk gabahnya yang besar dan panjang serta rasa nasi yang pulen.
Bentuk malainya juga terlihat khas, menambah nilai jualnya.
BACA JUGA:Cukup Gunakan 3 Insektisida ini, Padi Terbebas Dari Semua Jenis Hama
3. Herang 02
Padi Herang 02 memiliki masa panen antara 95 hingga 100 hari setelah tanam, dengan anakan produktif yang mencapai 30 hingga 40 batang per rumpun.
Padi ini memiliki tinggi tanaman sekitar 100 cm dan jumlah bulir per malai bisa mencapai 400 butir.
Gabah dari padi ini besar dan panjang, dengan rasa nasi yang pulen.
Bobot per 1000 bulirnya mencapai 33 gram. Potensi hasil dari padi ini bisa mencapai 12 ton per hektar, dengan ketahanan terhadap hama yang cukup baik.
Herang 02 toleran terhadap asam-asaman, kekeringan, dan genangan air. Perawatannya juga terbilang mudah, menjadikan padi ini pilihan yang tepat bagi petani.
BACA JUGA:9 Keunggulan Padi Cibesi, Batang Kokoh, Tahan Rebah, Anakan Banyak, Bulir Lebat, Tahan Sundep
4. Cibatu 06
Selanjutnya ada Cibatu 06, jenis padi lokal yang memiliki umur tanaman sekitar 95 hingga 100 hari setelah tanam.
Padi ini memiliki batang yang tegak dengan tinggi sekitar 120 cm dan daun bendera yang juga tegak. Gabahnya berwarna kuning bersih, besar, dan memiliki rontokan yang sedang.
Anakan produktif padi ini mencapai 25 hingga 30 batang per rumpun, dengan jumlah bulir per malai antara 200 hingga 300 butir.
Bobot per 1000 bulir padi ini adalah 30 gram, dan potensi hasilnya bisa mencapai 9 hingga 12 ton per hektar.
Padi ini sangat adaptif, baik ditanam di daerah rawa maupun di lahan yang kurang air. Malainya yang panjang, bisa mencapai 40 cm, menjadikan padi ini unggulan di Kabupaten Ciamis.
BACA JUGA:7 Langkah Membuat Benih Padi Sendiri, Tetap Unggul dan Hasil Tinggi
5. Paritas Cikawasen
Terakhir, ada Paritas Cikawasen, jenis padi lokal yang baru muncul dan memiliki bobot gabah yang sangat baik.
Padi ini memiliki produksi yang cukup tinggi, bisa mencapai 10 ton per hektar dengan umur tanam sekitar 95 hari.
Batangnya kokoh, sehingga tahan terhadap kerebahan, menjadikannya pilihan yang baik bagi para petani. (**)