China Kembali Menggebrak Dunia Otomotif, Luncurkan Baterai Thorium, Mobil Listrik Tak Perlu Lagi Dicas

Pabrik tempat pembuatan baterai thorium di china-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co - China kembali menggebrak dunia otomotif global dengan meluncurkan baterai thorium yang membuat mobil listrik tidak lagi butuh dicas.

Cina telah mengembangkan reaktor garam cair berbasis thorium dan bahkan menemukan cadangan besar yang bisa memasok energi selama ribuan tahun.

Baterai thorium ini bisa mengubah segalanya. Mobil listrik bisa benar-benar bebas dari pengisian daya, pesawat bisa terbang tanpa henti, dan listrik di rumah bisa tersedia selamanya tanpa takut tagihan membengkak.

BACA JUGA:Mobil Bertenaga Angin Diluncurkan, Teknologi Terbaru yang Menggemparkan Dunia Otomot

Energi dari thorium bekerja melalui teknologi reaktor nuklir berbasis thorium yang berbeda dari reaktor nuklir konvensional berbasis uranium.

Thorium sendiri bukan bahan bakar nuklir yang bisa langsung digunakan, melainkan harus diubah menjadi uranium-233 melalui proses pembakaran neutron dalam reaktor.

Salah satu keunggulan utama reaktor berbasis thorium adalah kemampuannya untuk menggunakan bahan bakar yang lebih melimpah dibandingkan uranium.

Thorium jauh lebih umum ditemukan di kerak bumi, sehingga ketersediaannya lebih tinggi dan lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.

BACA JUGA:Toyota Bajaj Qute, Mobil Kompak dan Efesiensi Cocok Untuk Kendaraan Dalam Kota

Selain itu, reaktor thorium menghasilkan limbah radioaktif yang lebih sedikit dibandingkan reaktor berbasis uranium atau plutonium.

Reaktor thorium biasanya menggunakan teknologi reaktor garam cair atau molten salt reactor (MSR).

Dalam sistem ini, thorium dilarutkan dalam garam cair berfluorida atau berklorida yang berfungsi sebagai media bahan bakar dan pendingin sekaligus.

Karena garam cair memiliki titik didih yang sangat tinggi, reaktor ini dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan reaktor berbasis air konvensional, meningkatkan efisiensi termalnya.

Selain itu, garam cair tidak mengalami peningkatan tekanan seperti air, sehingga mengurangi risiko ledakan akibat tekanan tinggi.

BACA JUGA:Mobil Listrik Asal China Bikin Sarang di Indonesia, Sesuai Rencana Tahun Depan Beroperasi

Keunggulan lain dari reaktor thorium berbasis garam cair adalah keamanannya yang lebih tinggi dibandingkan reaktor konvensional.

Jika terjadi keadaan darurat atau gangguan dalam reaktor, garam cair dapat secara otomatis mengalir ke tangki penampung darurat dan membeku, menghentikan reaksi fisi tanpa perlu intervensi eksternal.

Ini membuat reaktor lebih aman dan lebih tahan terhadap potensi kecelakaan nuklir seperti yang terjadi di Chernobyl atau Fukushima.

Dalam hal efisiensi energi, reaktor thorium mampu membakar bahan bakarnya dengan lebih efisien dibandingkan reaktor uranium konvensional.

Uranium-233 yang dihasilkan dari thorium dapat dimanfaatkan hampir sepenuhnya, mengurangi kebutuhan pengayaan bahan bakar dan meninggalkan lebih sedikit limbah radioaktif.

BACA JUGA:China Ancam Dominasi Durian Asia Tenggara, Harga Lebih Murah, Thailand dan Vietnam Cemas

Sebagai perbandingan, reaktor uranium konvensional hanya memanfaatkan sebagian kecil bahan bakarnya, dengan sebagian besar sisanya menjadi limbah.

Thorium juga memiliki keuntungan dalam hal nonproliferasi nuklir. Tidak seperti uranium-235 dan plutonium-239 yang bisa digunakan untuk senjata nuklir, uranium-233 yang dihasilkan dari thorium mengandung isotop yang membuatnya kurang cocok untuk dijadikan senjata nuklir.

Hal ini membuat reaktor berbasis thorium lebih menarik bagi negara-negara yang ingin mengembangkan energi nuklir tanpa meningkatkan risiko proliferasi senjata nuklir.

Dari segi dampak lingkungan, reaktor thorium menawarkan solusi yang lebih bersih dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara atau gas alam.

BACA JUGA:Cara Unik China Perangi Kemiskinan dan Mengubah Lahan Tandus Menjadi Subur, Bukan Reklamasi

Reaktor ini tidak menghasilkan emisi karbon, sehingga dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

Selain itu, karena menghasilkan limbah radioaktif dengan masa hidup yang lebih pendek, reaktor ini lebih mudah dikelola dibandingkan reaktor konvensional.

Namun, ada tantangan dalam mengembangkan energi thorium secara luas. Teknologi ini masih dalam tahap penelitian dan pengembangan, dengan beberapa negara seperti Cina, India, dan Norwegia yang aktif mengeksplorasi potensinya.

Namun, beberapa proyek reaktor thorium sedang dikembangkan. Cina, misalnya, telah membangun dan menguji coba reaktor garam cair berbasis thorium di Gurun Gobi, yang berfungsi sebagai prototipe untuk reaktor yang lebih besar di masa depan.

BACA JUGA:Tak Mau Kalah, China Hadirkan BYD Seal 06 GT, Mobil Jepang Kian Tertekan

Secara keseluruhan, energi thorium menawarkan potensi besar sebagai sumber energi nuklir masa depan yang lebih bersih, aman, dan berkelanjutan.

Dengan lebih banyak investasi dalam penelitian dan pengembangan reaktor berbasis thorium, teknologi ini bisa menjadi solusi utama dalam transisi global menuju energi bersih, membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengatasi tantangan perubahan iklim. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan