Masa Depan Petani Durian di Asia Tenggara Suram, Thailand dan Vietam Panik, Ini Penyebabnya

Perkebunan durian yang dikembangkan petani di Asia Tengara-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.Bacakoran.co - Durian, buah eksotis yang menjadi kebanggaan negara-negara Asia Tenggara, kini menghadapi ancaman besar dari China.

Dengan inovasi pertanian dan strategi pasar yang agresif, China telah mengganggu keseimbangan industri durian global.

Produksi masif dan harga durian yang lebih murah dibandingkan durian lokal kini menimbulkan kepanikan di kalangan petani Thailand, Vietnam, dan Malaysia.

BACA JUGA:4 Makanan Olahan Durian Khas Palembang yang Otentik dan Menggugah Selera

Sebelumnya, durian dianggap sebagai buah mewah yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu.

Namun, ledakan produksi durian di China dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah situasi.

Kebun durian di China berkembang pesat, memanfaatkan teknologi canggih seperti irigasi otomatis, pemupukan presisi, dan pemantauan hama berbasis kecerdasan buatan.

Hasilnya, China kini dapat memproduksi durian dalam jumlah besar dengan kualitas yang semakin kompetitif.

BACA JUGA:Cara Aman Konsumsi Buah Durian Bagi Penderita Asam Lambung, Dijamin Tidak Kambuh

Kondisi ini menjadi mimpi buruk bagi petani durian di Asia Tenggara, yang sangat bergantung pada ekspor ke China.

Sebelumnya, 60% durian Thailand dan 20% durian Vietnam diekspor ke China. Namun, pasar yang dulunya menjadi penyelamat kini justru menjadi pesaing yang sangat tangguh.

Malaysia, yang dikenal dengan durian premium seperti Musang King, juga merasakan dampak signifikan.

Pada 2024, ekspor durian Malaysia mencapai 2 miliar, namun China mulai membudidayakan durian mereka sendiri, membuat petani Malaysia khawatir akan masa depan ekspor mereka.

BACA JUGA:18 Jenis Makanan Dilarang Dikonsumsi Bersamaan Buah Durian, Dampaknya Fatal!

Thailand, sebagai salah satu eksportir terbesar durian, juga merasakan tekanan yang sama. Penurunan ekspor durian Thailand ke

China semakin memicu kekhawatiran di kalangan petani.

Vietnam, yang baru muncul sebagai kekuatan baru di pasar durian global, mencatatkan lonjakan signifikan dalam ekspor pada 2024 dengan nilai mencapai 3,3 miliar dolar AS, setara dengan 53,67 triliun.

Namun, petani di Thailand dan Vietnam kini terjebak dalam pusaran ketidakpastian karena harus bersaing dengan durian China yang lebih murah dan tersedia dalam jumlah melimpah di beberapa pasar grosir China.

BACA JUGA:Penting! Pengidap 4 Penyakit Ini Sebaiknya Jangan Makan Durian, Ini Akibatnya

Harga durian China jauh lebih rendah dibandingkan durian impor dari Thailand dan Vietnam, yang membuat konsumen beralih ke durian lokal, meninggalkan produk impor yang selama ini mendominasi pasar.

Dengan prediksi produksi durian China yang mencapai 5 juta ton pada 2025, China siap merebut dominasi global dalam industri durian.

Di Hainan, China telah mengembangkan perkebunan durian seluas ribuan hektar dengan hasil yang semakin meningkat setiap tahun.

Bahkan China sedang mengembangkan varietas durian yang tahan terhadap cuaca dingin untuk mendukung produksi di wilayah dataran tinggi.

BACA JUGA:Durian Langka, Tak Berduri, Rasanya Enak, Hanya Ada Di Indonesia

Selain harga, perubahan gaya hidup konsumen dan kesadaran akan kesehatan juga menambah tantangan bagi petani durian Asia Tenggara.

Banyak konsumen kini mulai mempertimbangkan kembali konsumsi durian karena kandungan kalorinya yang tinggi.

Hal ini membuat industri durian Asia Tenggara berada di persimpangan jalan dan harus berinovasi untuk bertahan.

Di sisi lain, China terus memperkuat posisinya dengan dukungan penuh dari pemerintah mereka melalui subsidi pertanian, investasi dalam penelitian durian, dan strategi pemasaran yang cerdas.

Hal ini memungkinkan mereka berkembang pesat dan mengubah peta persaingan durian di dunia. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan