Aogashima Kota Yang Berada Di Tengah Gunung Vulkanik, Paling Terisolasi Di Dunia, Pemandangannya Mengesankan

Penampakan Kota Aogoshima yang berada di kawah gunung vulkanik aktif-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Aogashima adalah sebuah kota yang berada di tengah gunung vulkanik. Lokasinya juga sangat terisolasi karena berada di tengah lautan.

Kota ini berada di atas sebuah pulau terpencil di Jepang yang terletak di tengah lautan Filipina, sekitar 358 km di selatan Tokyo.

Pulau ini merupakan salah satu tempat paling unik di dunia, dengan kehidupan yang terancam oleh letusan gunung berapi yang masih aktif.

BACA JUGA:5 Pulau Tak Berpenghuni di Indonesia, Pemandangan Alamnya Luar Biasa Indah, Ini Daftarnya

Bayangkan hidup di tempat yang dikelilingi oleh dinding kawah raksasa, berada di atas gunung berapi aktif, dan hanya bisa dijangkau dengan kapal atau helikopter.

Aogashima adalah pulau vulkanik kecil dengan luas sekitar 6 km persegi dan dihuni oleh 170 hingga 200 orang.

Meskipun terletak cukup jauh dari Tokyo, pulau ini tetap menjadi bagian dari sistem pemerintahan Prefektur Tokyo, menjadikannya salah satu tempat paling terpencil yang mungkin belum Anda ketahui sebelumnya.

BACA JUGA:7 Fakta Menarik di Kepulauan Mentawai, Mulai Dari Keindahan Alam Hingga Tradisi Masyarakatnya

Pulau ini hanya dapat dijangkau dengan kapal feri dari Hachijojima, pulau terdekat, atau dengan helikopter dari bandara Hachijojima.

Namun, perjalanan ini tidak mudah karena cuaca buruk dan gelombang tinggi sering kali membatalkan layanan kapal, sehingga helikopter menjadi pilihan yang lebih andal meskipun biayanya lebih mahal.

Setiap tahun, sekitar 30-40% perjalanan kapal dibatalkan, yang membuat penduduk dan wisatawan sering terjebak di pulau selama berhari-hari.

Jika berangkat dari Tokyo, harus terbang dengan pesawat kecil ke Hachijojima, yang memakan waktu sekitar 50 menit.

BACA JUGA:Enggano, Pulau Terluar di Provinsi Bengkulu Yang Menyimpan Banyak Keunikan, Salah Satunya Satwa Endemik

Dari Hachijojima, bisa melanjutkan perjalanan dengan helikopter selama 20 menit, yang hanya tersedia sekali sehari dan terbatas untuk beberapa penumpang.

Hidup di Aogashima penuh tantangan. Dengan populasi yang sangat kecil, pulau ini menghadapi banyak masalah, mulai dari isolasi geografis, akses terbatas, hingga ancaman letusan gunung berapi.

Sebagai salah satu gunung berapi aktif di Jepang, Aogashima terus dipantau oleh badan meteorologi Jepang.

Meskipun sistem peringatan dini sudah dipasang, ancaman letusan tetap menjadi kekhawatiran bagi penduduknya.

Pulau ini memiliki bentuk kawah ganda yang unik. Aogashima terbentuk dari beberapa letusan vulkanik yang menciptakan kawah dalam kawah.

BACA JUGA:Pulau Siberut, Pulau Terindah di Mentawai, Pemandangan Alamnya Memukau

Letusan terakhir yang tercatat terjadi pada tahun 1785 dan sangat dahsyat, menghancurkan sebagian besar pulau dan menyebabkan lebih dari 140 orang tewas.

Meskipun begitu, beberapa dekade kemudian penduduk kembali membangun kehidupan di pulau ini.

Kondisi sosial di Aogashima juga sangat khas. Dengan jumlah penduduk yang sedikit, komunitas di sini sangat erat, hampir seperti keluarga besar.

Warga sering berkumpul dalam acara tradisional, seperti festival musim panas yang menampilkan tarian, musik, dan makanan lokal.

BACA JUGA:Pesona dan Keindahan Pulau Wayang di Lampung, Pemandangannya Sangat Memukau

Namun, populasi Aogashima terus menurun karena banyak generasi muda yang meninggalkan pulau untuk mencari pekerjaan atau pendidikan di kota-kota besar.

Saat ini, sebagian besar penduduk yang tersisa adalah orang tua.

Penduduk Aogashima memiliki daya juang yang tinggi. Mereka memanfaatkan sumber daya alam, seperti energi geothermal dari aktivitas vulkanik, untuk menyediakan listrik dan memasak.

Ada juga tempat unik bernama "saunagot", di mana pengunjung bisa merebus telur atau memasak sayuran langsung menggunakan uap panas bumi.

BACA JUGA:Pulau Sempu, Cagar Alam Memesona yang Terlarang Dikunjungi di Malang

Sebagian besar penduduk Aogashima bergantung pada pertanian skala kecil, seperti menanam kentang, sayuran, ubi, dan perikanan lokal.

Namun, hasil pertanian sering kali tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga barang-barang harus didatangkan dari Hachijojima atau Tokyo, yang membuat harga kebutuhan pokok menjadi mahal.

Meskipun terpencil, Aogashima memiliki fasilitas untuk mendukung kehidupan penduduknya, seperti kantor pemerintahan, akomodasi untuk wisatawan, sekolah, pusat kesehatan, pusat geothermal, minimarket lokal, heliport, kuil, dan pelabuhan kecil.

BACA JUGA:Pantai Ungapan di Malang, Keindahan Alam Pesisir Berhias Pulau Karang, Cocok Tempat Berlibur

Namun, akses logistik yang terbatas sering kali menjadi tantangan besar, terutama dalam situasi darurat.

Meskipun menghadapi banyak tantangan, Aogashima memiliki keindahan alam yang luar biasa. Bentuk kawah gandanya menawarkan pemandangan dramatis yang sulit ditemukan di tempat lain.

Langit malam di Aogashima dikenal sebagai salah satu yang terbaik untuk stargazing karena minimnya polusi cahaya.

Selain itu, pengunjung dapat menikmati trekking, berkemah, atau sekadar merasakan ketenangan hidup yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar.

BACA JUGA:Ko Panyi, Desa Terapung di Thailand, Dibangun Orang Indonesia Penduduknya Manyoritas dari Pulau Jawa

Meski pariwisata di Aogashima masih dalam skala kecil, ini menjadi harapan bagi masa depan ekonomi pulau.

Aogashima bukan hanya sekadar pulau vulkanik, melainkan simbol ketahanan manusia, keindahan alam, dan kehidupan yang selaras dengan risiko. (**)

Tag
Share