Sama Sama Unggul dan Memiliki Malai Panjang, Ini Perbedaan Padi Denok 66 dan Inpari 32
Penampakan padi denok 66 yang tidak jauh berbeda dengan padi inbrida 32-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Belakangan ini jadi perbincangan hangat diantara para petani padi Indonesia tentang dua jenis padi unggul yakni Denok 66 dan Inpari 32.
Kedua padi ini memiliki keunggulan yang hampir sama, malai panjang dan bulir besar.
Padi Denok 66 cocok ditanam di tanah yang subur, terutama di lahan yang berair, berpasir, atau berlumpur.
Sementara itu, padi yang saya tanam di tanah lempung atau keras juga tumbuh dengan baik, meskipun hasil terbaiknya akan terlihat jika ditanam di daerah yang sedikit rawa, di mana kadar airnya cukup.
BACA JUGA:Bingung Cari Benih Padi Untuk Sawah tadah Hujan, Ini 3 Jenis Benih Padi Toleran Kekeringan, Hasil Jos
Dengan perawatan yang tepat, padi ini bisa dipanen dalam kisaran usia 85 hari setelah tanam.
Meski lahan yang digunakan sama, performa padi Denok 66 terlihat lebih baik dibandingkan Inpari 32.
Padi Denok 66 mampu bertahan dari serangan hama wereng, sedangkan padi Inpari 32 lebih rentan terinfeksi wereng.
Padi Denok lebih toleran walaupun ditanam di lahan kekurangan air. Sedangkan Inpari 32 lebih dominan di lahan berlumpur.
BACA JUGA:Keunggulan Padi Denok 02, Buah Lebat dan Memiliki Batang Kuat, Membuat petani Jatuh Cinta
Untuk panjang gabah, bulir padi Denok 66 sedikit lebih panjang, namun secara umum, panjang bulir dari kedua jenis padi ini hampir sama.
Padi Denok 66 cenderung lebih memanjang, sedangkan Inpari 32 sedikit lebih bulat.
Hal ini menjadikan padi Denok 66 lebih unggul dalam hal ketahanan dan kualitas gabah, yang tentunya juga mempengaruhi rendaman dan kualitas hasil panen. (**)