Rekonsiliasi Setelah Kompetisi Pilkada

(Oleh : Dr. Drs. KH. Abdullah Munir, M.Pd)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah.

Pilkada di Kabupaten Bengkulu Selatan sudah kita ikuti pada tanggal 27 November kemarin. Beberapa jam kemudian, melalui quick count kita sudah tahu, siapa pemimpin Bengkulu Selatan yang terpilih.

Pasca-Pilkada, dan setelah terplihnya pemimpin baru, kita semua harus kembali untuk bersatu, dengan melakukan rekonsiliasi, melalui cara yang sesuai dengan kondisi dan kebiasaan kita di Bengkulu Selatan. 

Jamaah Jumat rahimkumullah.

Nabi Muhammad memberi teladan bagi kita agar senantiasa bisa menjadi rekonsiliator ketika terjadi pertikaian atau persaingan yang mengarah ke permusuhan di tengah masyarakat. 

Sikap rekonsiliasi Nabi Muhammad tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan Al-Qur’an. Dalam banyak ayat, Allah sangat menekankan agar menempuh jalan rekonsiliasi dalam penyelesaian konflik. 

Misalnya, pada QS. Al-Hujarat [49]: 9-10 Artinya; "Jika ada dua kelompok dari orang-orang Mukmin saling bertikai, maka damaikanlah". 

Pada ayat selanjutnya, Artinya: "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah di antara kalian. Bertaqwalah kepada Allah. Semoga kalian semua dirahmati". 

Sebelum pelaksanaan Pilkada dan saat masa kampanye kemarin, banyak kita temui, terutama di media sosial, sikap bermusuhan dari pasangan calon, terutama dari tim masing-masing calon.

Sikap seperti itu bisa kita maklumi, karena Pilkada adalah kompetisi untuk mendapatkan kekuasaan politik di daerah.

Karena sebuah kompetisi tentu menimbulkan persaingan, yang terkadang dan beberapa dilakukan dengan cara-cara yang kurang baik. 

Karena itu, mari dari setiap kita untuk menjadi rekonsiliator atau juru damai. Janganlah kita justru malah memperpanjang perselisihan yang terjadi.

Karena pasti tidak akan memperbaiki keadaan, malah akan memperburuk keadaan, dan tentu yang rugi kita semua.