Ibu Halim Dilarang Kurang Tidur, Jika Kurang Tidr Ini Resikonya

Dampak buruk kurang tidur bagi ibu hamil-istimewa-radarselatan.bacakorang.co

radarselatan.bacakoran.co - tidur dan istirahat cukup wajib hukumnya bagi ibu hamil. Banyak resiko yang bisa terjadi jika seseorang yang sedang hamil namun kekurangan tidur.

Ibu hamil yang kekurangan tidur dapat berdampak buruk bagi sang ibu serta janin. Kekurangan tidur dapat menyebabkan ibu merasa letih dan tidak bosa fokus.

BACA JUGA:5 Bahan Alami Yang Bisa Meredakan Diare, Mudah Didapat dan Tidak Memiliki Efek Samping

Selain itu bisa juga berdampak pada perkembangan janin. Berdasarkan penelitian, ibu yang sering mengalami kurang tidur akan berdampak pada keterlambatan perkembangan janin.

Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilakukan para peneliti di Tiongkok menemukan bahwa  kurang tidur selama kehamilan dapat dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan saraf pada anak-anak, terutama pada anak laki-laki.

Tidak cukup tidur selama kehamilan dapat membuat wanita berisiko lebih tinggi memiliki anak dengan keterlambatan perkembangan saraf, menurut sebuah penelitian terbaru.

BACA JUGA:5 Tips Memilih Buah Semangka Yang Sudah Matang Sempurna, Rasanya Dijamin Manis

Kekurangan tidur secara umum dianggap berbahaya bagi kesehatan dan telah dikaitkan dengan masalah kronis tertentu seperti, "penyakit jantung, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, iabetes, stroke, obesitas, dan depresi," menurut to the US National Heart, Lung, and Blood Institute seperti dikutip dari laman Euronews.

Namun, banyak perempuan dilaporkan mengalami kurang tidur karena beberapa gejala terkait kehamilan, seperti perubahan hormonal, ketidaknyamanan fisik, dan kebutuhan untuk pergi ke kamar mandi.

Pada kehamilan anak laki-laki, kurangnya tidur pada ibu membuat risiko gangguan perkembangan di kemudian hari.

BACA JUGA:Tidak Ingin Botak di Usia Muda, Simak Cara Alami Ini Untuk Mengatasi

Anak laki-laki lebih mungkin mengalami keterlambatan perkembangan saraf jika ibu mereka tidur kurang dari 7 jam per malam selama kehamilan.

Kadar peptida C dalam darah tali pusat yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko keterlambatan perkembangan saraf.

Perempuan yang tidur kurang dari 7 jam per malam selama kehamilan mungkin lebih mungkin memiliki anak laki-laki dengan keterlambatan perkembangan saraf, menurut data yang dipublikasikan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.

BACA JUGA:4 Jenis Olahraga Yang Baik Untuk Kesehatan Jantung

“Implikasi klinis dari penelitian kami menggarisbawahi pentingnya bagi penyedia layanan kesehatan untuk menilai durasi tidur pada ibu hamil dan menawarkan panduan untuk mencapai tidur yang cukup,” seperti dikatakan Peng Zhu, MD, dari the department of maternal, child and adolescent health di Anhui Medical University School of Public Health di Hefei, China seperti dikutip dari laman Healio.

Karenanya, mendidik ibu hamil tentang pentingnya tidur bagi kesehatan mereka dan anak mereka yang belum lahir sangatlah penting.

Mereka perlu meningkatkan kebersihan diri terutama sebelum tidur, melakukan terapi perilaku kognitif untuk penderita insomnia, atau pergi berkonsultasi dengan dokter.

BACA JUGA:Manfaat Bawang Dayak, Tanaman Herbal Kaya Manfaat, Asam lambung Ngacir

Hal ini penting mengingat durasi tidur yang pendek selama kehamilan meningkatkan risiko keterlambatan perkembangan saraf pada keturunan.

Dalam penelitian yang melibatkan 7.059 pasangan ibu dan anak yang berpartisipasi dalam the Maternal & Infants Health in Hefei cohort study di China bahwa para ibu melaporkan durasi tidur dalam wawancara pada usia kehamilan 24 hingga 28 minggu dan pada usia kehamilan 32 hingga 36 minggu.

Durasi tidur pendek didefinisikan sebagai kurang dari 7 jam per malam.

Kemudian, penelitian juga mengumpulkan sampel darah serum tali pusat saat persalinan.

BACA JUGA:5 Manfaat Sayur Asparagus Bagi Kesehatan, Sangat Baik Untuk Ibu Hamil

Perkembangan saraf anak dinilai menggunakan Denver Developmental Screening Test-II pada usia 6, 12, 24, dan 36 bulan.

Anak-anak dianggap mengalami keterlambatan perkembangan saraf jika mereka tidak lulus setidaknya satu item tes di setiap kategori penilaian.

Dalam hal ini, tidur pendek dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan.

Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa dari kelompok studi tersebut sebanyak 7 persen anak mengalami keterlambatan perkembangan saraf.

BACA JUGA:Bukan Sayuran Biasa, Ini 6 Manfaat Rebung Bagi Kesehatan Manusia, Patut Dicoba

Kemudian, penelitian juga mengumpulkan sampel darah serum tali pusat saat persalinan.

Perkembangan saraf anak dinilai menggunakan Denver Developmental Screening Test-II pada usia 6, 12, 24, dan 36 bulan.

Anak-anak dianggap mengalami keterlambatan perkembangan saraf jika mereka tidak lulus setidaknya satu item tes di setiap kategori penilaian.

Dalam hal ini, tidur pendek dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan.

Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa dari kelompok studi tersebut sebanyak 7 persen anak mengalami keterlambatan perkembangan saraf. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan