Irigasi Tak Lagi Mampu Mengairi Lahan Sawah, Jadi Kebun Sawit?
Ilustrasi-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
BACA JUGA:Tingkatkan Skill, Para Pelaku Usaha Terus Dibina
Hanya saja hingga saat ini belum ada tindak lanjut atau respon untuk realisasi. Sementara jika harus dibangun mengandalkan Dana Desa (DD), Ivan menyebut butuh dana yang tidak sedikit sementara alokasi DD sangat terbatas.
“Memang kondisinya sudah sangat penting untuk direhab. Karena irigasi ini adalah jantung pengelolaan sawah. Kalau irigasi normal, mudah-mudahan hasil panen semakin melimpah, sementara DD kami tidak sampai Rp1 miliar,” jelasnya.
BACA JUGA:Hari Ini Terakhir Pengajuan Sanggahan Seleksi Administrasi PPPK Pemkab Bengkulu Selatan
Masih kata Ivan, hamparan sawah Talang Atung dan Pamah sangat berpotensi untuk swasembada pangan.
Ini karena tofografi lahan yang sangat strategis dan daya dukung lingkungan yang baik. Sementara untuk sumber utama air yang dimanfaatkan untuk mengisi irigasi, yakni saluran utama dari Curug Nerayan.
BACA JUGA:Tekan Stunting, Remaja Diingatkan Tidak Melakukan Pernikahan Dini
“Sumber air utama terus hidup, meski kemarau airnya terus mengalir. Artinya hanya butuh siring sebagai penyalur air ke bagian hilir. Kami sedikit ada kelegahan ketika tim Bappeda Bengkulu Selatan pernah survey kawasan Tebat Niniak untuk direvitalisasi, tapi itu belum tentu dikerjakan cepat,” pungkasnya. (rzn)