Kenakalan Remaja di Bengkulu Selatan Tinggi, Sekolah Harus Tekankan Pendidikan Moral

Ilustrasi Kenakalan remaja-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Angka kenakalan remaja di Bengkulu Selatan cukup tinggi. Cukup banyak anak usia remaja yang tersandung kasus kriminal, menjadi pelaku ataupun korban.
Jika hal tersebut dibiarkan, akan berdampak terhadap pembentukan karakter anak muda. Dan tentunya akan berimbas terhadap generasi penerus masa depan daerah.

BACA JUGA:Media Diingatkan Sajikan Informasi yang Akurat

BACA JUGA:Dilantik Jadi Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Sumardi: Optimalkan Fungsi Pengawasan

Untuk mencegah agar tidak semakin banyaka kalangan remaja yang terjerumus ke dunia yang salah. Harus ada tindakan yang wajib dilakukan daerah. Salah satunya langkahnya dimulai dari lingkungan sekolah.
“Selain memberi materi pelajaran. Sekolah perlu menekankan pembentukan moral kepada siswa. Soalnya kondisi moral siswa sangat mengkhawtirkan, itu terlihat banyaknya pelajar yang mencuri, berkelahi, minuman keras, narkoba dan pelaku kriminial lainnya,” kata Anggota DPRD Bengkulu Selatan, Nissan Deni Purnama, SIP.

BACA JUGA:Putra Bengkulu Yang Berprestasi Akan Diberi Gelar Adat

BACA JUGA:Ribuan Ekor Ternak Kembali Divaksinasi, Antisipasi Penyakit Ngorok

Dikatakan Deni, hal yang paling utama perlu diperhatikan untuk membentuk moral anak adalah memberi contoh yang baik dari lingkungan sekitar.
Karena itu, jika pelajar banyak menghabiskan waktu di sekolah, tentu guru yang perlu banyak membimbing dan memberi contoh.
“Tugas guru tidak hanya memberi materi pelajaran. Tapi juga memberi contoh yang baik, karena sifat guru itu dicontoh, ditiru dan diteladani murid. Kalau sekedar mengajar di dalam sekolah saja, itu belum bisa dikatakan guru,” saran Deni.

BACA JUGA:Giliran Konsultan Pengawas Proyek Pasar Inpres Ditahan Jaksa

BACA JUGA:Total Hadiah Rp 38 Juta, Bupati Harapkan Ini Dari Gelaran TARKAM

Jika guru memberi contoh yang tidak baik, seperti merokok sambil mengajar, menyuruh siswa membeli rokok, bermain handphone, datang tidak dispilin dan prilaku negatif lainnya. Tentu akan memberi virus yang tidak baik juga terhadap siswa.
“Makanya untuk memberi pendidikan moral kepada siswa perlu dilakukan oleh guru dulu. Kalau guru sudah baik prilakunya, maka akan ditiru juga oleh siswa. Setelah itu baru beri bimbingan yang lebih mendalam,” tukas Deni.

(yoh)

Tag
Share