Prof Quraish Shihab memaknai surat al-Zalzalah ayat 7 dan 8 itu menyebutkan, “Kemudian, siapa pun berbuat suatu kebaikan,
walaupun hanya sebesar butir debu, ia akan melihatnya dalam lembaran catatan amal perbuatan (shahîfah) dan mendapatkan balasannya.
Dan siapa pun yang berbuat suatu kejahatan walaupun sebesar butir debu, ia akan melihatnya juga dan mendapatkan balasannya. Tuhan tidak akan berbuat zalim kepada siapa pun.”
Ibnu Mas’ud pernah menceritakan, suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidur di atas tikar. Ketika bangun, tikar itu memberikan bekas pada rusuk Nabi.
Lalu kami berkata, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami membuatkan untukmu kasur?” Beliau menjawab, “Apa kepentinganku terhadap dunia ini! Aku di dunia ini hanyalah seperti orang yang menaiki kendaraan yang sedang berteduh sebentar di bawah sebuah pohon, kemudian akan pergi meninggalkannya.”
Jamaah Jumat rahimakumullah Di samping kita harus terus berikhtiar untuk selalu menyibukkan diri dengan kebaikan, juga perlu melatih diri untuk menghargai kebaikan yang datang kepada kita dari orang lain.
Meskipun lagi-lagi itu hal yang kecil. Dengan menghargai dan menghormati, berarti pada saat yang sama kita sedang melakukan kebaikan. Menghargai adalah perangai terpuji yang layak untuk dibiasakan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu sebagai berikut: "Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekadar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” (Hadis riwayat Imam Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sungguh jangan kamu hina sedikit pun kebaikan, meskipun engkau hanya diberi seutas tali, meskipun engkau hanya diberi sendal yang putus talinya,
meskipun sekadar menuangkan air dari embermu ke dalam bejana orang yang sedang mencari air, meskipun hanya sekadar wajah yang berseri-seri ketika berbicara dengan saudaramu, meskipun hanya menjinakkan hewan yang buas.”
Jamaah Jumat rahimakumullah Dari hadits di atas terdapat suatu pelajaran bahwa tidak seyogyanya kita menghina dan menganggap remeh suatu kebaikan, baik itu banyak maupun sedikit, baik itu besar maupun kecil.
Semoga kita dijadikan seorang hamba yang mampu berbuat baik kepada siapa pun. Dan mampu untuk mengapresiasi suatu kebaikan apa pun bentuknya, baik besar maupun kecil yang kita terima.
Jangan pernah merendahkan suatu kebaikan, atau menganggapnya remeh. Sebaliknya, kita jadikan itu pelecut untuk kita dapat berbuat baik kepada sesama dengan istikamah.
Jamaah Jumat rahimakumullah Hidup di dunia ini hanyalah sebentar. Maka hendaknya hidup yang sangat singkat ini kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk menyiapkan bekal yang sebanyak-banyaknya untuk hidup abadi di akhirat nanti.
Barang siapa yang bekal akhiratnya sangat banyak, pasti akan hidup bahagia di surga bersama orang-orang saleh yang diridhai Allah swt. Barang siapa yang bekal akhiratnya sedikit atau bahkan kurang, pasti akan sengsara di akhirat.