Oleh: Ustaz Salimudin
Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt atas segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga kita bisa hidup dan datang ke masjid yang mulia ini dengan sehat wal afiat. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Baginda Rasulullah saw, manusia yang paling mulia di jagad raya, yang memiliki kasih sayang yang tinggi kepada seluruh umat manusia.
Pada kesempatan mulia ini, khatib berwasiat kepada seluruh jamaah wabil khusus kepada khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga kita selalu diberikan petunjuk jalan yang lurus dan diridhai oleh Allah swt.
Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan berbagai keragaman yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Memiliki beragam suku bangsa, bahasa, agama dan adat istiadat. Menurut data dari Biro Pusat Statistik, ada 652 bahasa dan lebih dari 1.340 suku bangsa di Indonesia.
Demikian juga jika kita melihat dunia, tentu di dunia lebih banyak lagi suku, bangsa, bahasa dan agama yang beraneka ragam.
Sebagai orang yang beriman, sudah selayaknya kita menyadari dengan cermat bahwa ketika Allah ta’ala menciptakan manusia di dunia dengan segala keragamannya adalah supaya untuk saling mengenal dan melengkapi.
Bukan untuk saling mencaci, menghina, menghakimi, mengintimidasi dan diskriminasi kepada salah satu kelompok, dan mengunggulkan yang lainnya, karena hal tersebut bisa memicu permasalahan dan ketegangan sosial.
Dalam Al Qur'an, Allah swt berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al Hujurat ayat 13).
Dalam tafsir As Sa’di dijelaskan bahwa keberadaan suatu kelompok atau suku, baik yang besar maupun yang kecil, agar masing-masing dari mereka tidak menyendiri (tertutup), bahkan menolak kelompok lain karena perbedaan.
Sebab jika demikian, maka tidak akan ada interaksi sosial (muamalah), saling memberi, saling tolong-menolong, bahu-membahu,