"Lagi santer saat ini minyak goreng merk 'MinyaKita', harga jualnya hanya Rp 16 ribu per liter. Tapi distribusinya belum merata, hanya gerai khusus yang menjualnya," ujar Deni.
Sementara untuk penjualan minyak curah di Pasar Tradisional Ampera Manna, distribusi minyak goreng curah jauh menurun.
Bahkan pemilik warung manisan banyak yang tak lagi menyediakan minyak goreng kualitas paling buruk tersebut. "Sejak harganya mahal, saya tak lagi jual minyak curah.
BACA JUGA:Kejari Bengkulu Selatan Gelar Syukuran HBA ke-64, Siap Mewujudkan Penegakan Hukum yang Modern
Peminatnya juga sepi dan tidak banyak yang mencari minyak ini," ujar Rimbun (53) pemilik warung manisan Pasar Ampera Manna.
Bagi Rimbun, keberadaan minyak curah sekarang ini tak lagi menjadi solusi kelangkaan minyak goreng di masyarakat. Bahkan ketika harga minyak kemasan mahal, minyak curah justru ikutan naik.
BACA JUGA:Kendalikan Laju Inflasi, Kemendagri Dorong Daerah Buat SOP
"Kalau penjual seperti kami ini jelas memperhatikan keuntungan. Kalau penjualannya minim buat apa dipertahankan," beber Rimbun.
Sementara itu, di gerai modern harga jual minyak goreng kemasan kembali naik dalam sebulan terakhir. Saat ini harga minyak goreng kemasan 1 liter paling murah Rp 16.800 yakni minyak merk Siip.
BACA JUGA:Bupati: Percepat Pengerjaan Proyek Fisik, Jangan Sampai Waktunya Molor
Lalu minyak goreng merek Sunco seharga Rp 39 ribu kemasan dua liter. Sedangkan minyak goreng merek Bimoli, harganya Rp 37 ribu per liter.
Jika direratakan kenaikan harga minyak goreng di gerai modern sekitar Rp 1.500-Rp 2.300 per liternya. (rzn)