Habis Manis Sepah Dibuang, Nasib Desa Penghasil Emas Terbesar Di Bengkulu, Dulu Gemerlapan Kini Terisolir

Senin 24 Jun 2024 - 10:56 WIB
Reporter : sahri senadi
Editor : sahri senadi

radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Lebong tandai adalah sebuah desa yang dikelilingi oleh hutan perbukitan dbelantara.

Desa ini berada di Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu.

Pada masa penjajahan hindia Belanda, Desa Lebong Tandai merupakan desa maju di Bengkulu.

Berbagai fasilitas hiburan dibangun oleh bangsa Belanda yang menambang emas di desa itu.

Saking majunya Desa Lebong Tandai banyak pihak yang menyebutnya sebagai Batavia Kecil.

Sebutan ini menggambarkan bahwa pembangunan dan fasilitas yang tersedia di Desa Lebong Tandai kala itu sudah sama dengan daerah di daerah Batavia.

BACA JUGA:Istrinya Ditolak Berobat, Mantan Kabid Perawatan RSHD Manna, Protes Pelayanan Rumah Sakit

Seiring perjalanan waktu, kemegahan dan gemerlapnya hiburan di Desa Lebong Tandai mulai pudar.

Saat ini desa itu menjadi desa terisolir yang berada di tengah tengah hutan dan akses untuk menjangkaunyapun sangat sulit.

Sehingga tidak berlebihan jika kata kata habis manis sepah dibuang disematkan untuk Desa Lebong Tandai.

Pada jaman penjajahan Hindia Belanda, Desa Lebong Tandai sengaja dibangun oleh bangsa Belanda menjadi sebuah pemukiman yang maju dan mewah.

Bangsa Belanda masuk ke Lebing Tandai sekitar tahun 1890 untuk melakukan penambangan emas.

BACA JUGA:Puluhan Ribu Hektar Hutan Di Bengkulu Simpan Biji Emas, Perkiraan Cadangan Puluhan Ton, Ini Loaksinya

Berbagai fasilitas dibangun, daerah yang dikelilingi hutan rimba itu disulap menjadi kawasan mewah yang gemerlap.

Karena besarnya cadangan emas di Lebong tandai, membuat daerah di Bengkulu ini menjadi rebutan bangsa asing.

Negara yang ingin merebut Lebong Tandai dari Belanda diantaranya Portugis, Inggris, China, Jepang.

Untuk memudahkan transportasi, belanda membangun alat transportasi MOLEK (Motor Lori Ekspres) yang menggunakan rel menyerupai rel kereta api.

BACA JUGA:Waspada Penipuan Berkedok Bajak Akun Media Sosial, Modusnya Posting Jualan dan Promo

Walaupun sudah berjaya saat penjajahan Belanda, namun saat ini Desa Lebong Tandai menjadi daerah terisolir di Bengkulu.

Akses transportasi yang digunakan masih memanfaatkan MOLEK peningalan belanda. Walaupun ada juga warga yang menggunakan alat transportasi menggunakan junder.

Bukti masa kejayaan Desa Lebong tandai masih tersisa hingga kini. Pada masa kejayaannya Desa Lebong Tandai disebut Batavia Kecil.

Walaupun lokasinya terpencil, namun semua fasilitas tersedia. Kemajuan Desa Lebong tandai kala itu tidak lepas dari kehadiran Perusahaan Mijnbouw Maatschappij Simau, milik Belanda untuk menguasai tambang emas di desa ini.

BACA JUGA:Tiga Kabupaten Di Provinsi Bengkulu Ini Memiliki Cadangan Emas Melimpah, Ini Nama Daerahnya

Warga Desa Lebong Tandai belum mendapatkan aliran listrik dari PLN. Daya listrik yang menerangi pemukiman warga berasal dari pembangkit listrik tenaga air di Sungai Lusang yang merupakan peninggalan Bangsa Belanda.

Ada puluhan dinamo mikro hidro berkapasitas 5.000 watt yang menghasilkan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Untuk menyambung hidup, kebanyakan masyarakat Lebong tandai bekerja sebagai penambang emas dan berkebun karet dan kopi.

Selain pembangkit listrik, peninggalan Belanda yang masih bisa dijumpai di Desa Lebong tandai meliputi bangunan tempat bermain billyard, lapangan basket, lapangan tenis, rumah kuning alias tempat lokalisasi, rumah sakit, landasan helikopter, minimarket, dan bioskop.

BACA JUGA:Daerah dengan Kandungan Emas Terbesar di Indonesia, Termasuk Cadangan di Kabupaten Seluma Bengkulu

Namun, bangunan bioskop dan rumah kuning saat ini sudah dimanfaatkan sebagai hunian warga dengan jumlah kurang lebih 230 Kepala Keluarga (KK), yang kini menjadi inventaris desa.

Jika ingin berkunjung ke Desa Lebong Tandai, mental dan tenaga harus dipersiapkan. Karena akses menuju Batavia Kecil di Bengkulu itu terbilang tidak mudah.

Sepanjang jalan belum ada yang beraspal. Kendaraan yang digunakan adalah MOLEK. Kendaraan unik ini melaju di atas rel kereta api peninggalan Belanda.

MOLEK bisa melaju dengan kecepatan kisaran 10 - 15 kilometer perjam. Sehingga dibutuhkan waktu hingga empat jam dari Desa Lebong tandai untuk sampai ke Air Tenang.

Kategori :