"Gempa terjadi karena adanya pertemuan dua lempeng yaitu lempeng Indo Australia dan lempeng Eurasia di sebelah Barat Bengkulu," kata Anton.
Anton mengatakan, gempa tahun 2024 di Bengkulu tercatat 5 kali terjadi gempa dengan magnitudo lebih besar.
Getarannya terasa hingga beberapa daerah di Provinsi Bengkulu. Sedangkan gempa yang lebih kecil daripada magnitudo tiga sebanyak 82 kali dan untuk magnitudo lebih kecil atau gempa yang hanya terasa getaran kecil sebanyak 6 kali.
"Jadi gempa yang terjadi tahun 2024 ini, sebagian besar dirasakan getarannya oleh masyarakat tetapi guncangannya tidak kuat," kata Anton.
BACA JUGA:Tebing Batu Kembali Telan Korban, Truk Pengangkut Pupuk Masuk Jurang, Sopir Meninggal Dunia
Anton menjelaskan, selain dari laut, gempa bumi di Bengkulu juga disebabkan adanya sesar yang aktif dan mengalami pergeseran.
Sesar tersebut dikenal dengan sesar Sumatera terbentang dari Manna Bengkulu Selatan Hingga Kabupaten Lebong.
''Adanya sesar aktif ini berpotensi terjadinya gempa bumi,'' kata Anton.
Potensi gempa bumi akan selalu ada di wilayah Bengkulu mengingat Bengkulu masuk kawasan rawan bencana gempa.
BACA JUGA:Tahun Ini PLN Lanjutkan Penyaluran Subsidi Listrik, Total Subsidi Sebesar Rp75,83 Triliun
Dengan adanya pertemuan dua lempeng di perairan laut Bengkulu tersebut, potensi bencana tsunami juga dapat terjadi di wilayah Bengkulu.
Namun potensi tsunami ini dapat terjadi dengan dipicu gempa pada tahap dan tingkatan tertentu.
''Potensi tsunami ada. Namun tidak semua gempa berpotensi tsunami,'' demikian Anton. (cia)