radarselatan.bacakoran.co - KOTA MANNA, Keberadaan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang sudah dibentuk ditingkat desa dan kelurahan sebagai perpanjangan dari TPPS Kabupaten Bengkulu Selatan, ternyata memiliki peran penting dan strategis dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Kader TPK adalah pihak yang bersentuhan langsung dengan para sasaran seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita.
BACA JUGA:Bupati Ajak Manfaatkan Lahan Pekarangan
BACA JUGA:Rugikan Daerah, PDIP Desak Usut “PPPK Siluman”
Unsur keanggotaa TPK terdiri dari kader KB, tenaga kesehatan (bidan/perawat) dan unsur PKK desa atau kelurahan.
"Tim Pendamping Keluarga merupakan kunci percepatan penurunan stunting, karena itu pembinaan harus terus dilakukan untuk mereka," kata Kepala DPPKB-P3A Bengkulu Selatan, Ferry Kusnadi, SE.
BACA JUGA:Soal Dana Desa Suban, Penyidik Tipikor Tunggu Konfirmasi Inspektorat
BACA JUGA:Cuaca Buruk di Kaur Kembali Nyaris Telan Korban
Dikatakan Ferry, yang paling berperan penting memaknai kesuksesan penurunan angka kasus stunting adalah TPK (Tim Pendamping Keluarga).
Karena itu keberadaan TPK memegang peran sentral dalam melihat, mengamati dan juga mengawal treatment yang diberikan atau penanganan yang diberikan pada keluarga berisiko stunting di wilayah desa dan kelurahan masing-masing.
BACA JUGA:Wabup Minta Masyarakat Makmurkan Mesjid
BACA JUGA:Safari Ramadan Dimulai Pekan Kedua Puasa
Untuk itu, pihak Dinas PPKB-P3A Bengkulu Selatan terus melaksanakan orientasi Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang tetdiri 181 tim terebar di Sebelas Kecamatan dengan 543 orang kader di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan, bersama Ketua IBI Bengkulu Selatan, PKK Bengkulu Selatan, dan Tim DPPKB-P3A Bengkulu Selatan.
Kegiatan orientasi ini baru terlaksana di Kecamatan Bunga Mas, Kecamatan Manna, Kecamatan Pasar Manna, dan Kecamatan Pino Raya.
BACA JUGA:12 Petak Lahan Warga Terdampak Pelabuhan Nelayan