radarselatan.bacakoran.co, PINO RAYA - Meluapnya Sungai Pino beberapa waktu lalu membuat badan jalan menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mengkudum Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya, terputus.
Nelayan menyebut putusnya badan jalan menuju TPI karena kurang pedulinya pemerintah kepada nelayan. Khususnya nelayan Pantai Mengkudum.
BACA JUGA:Jaksa Lirik Program Replanting Sawit, Ini Dugaan Modusnya
“Inilah salah satu bukti gagalnya pembangunan daerah Bengkulu Selatan. Jalan ini sudah lama terdeteksi akan putus dan abrasi, kami sudah beberapa kali menyampaikan usulan pembangunan dinding penahan, namun tidak ada respon. Setelah putus, apakah pemerintah puas dengan kondisi ini,” sesal Ketua Nelayan TPI Mengdukum, Sis Sony (36).
BACA JUGA:Kota Manna Juara Umum MTQ Bengkulu Selatan
Terputusnya akses menuju TPI Mengkudum tidak hanya membunuh aktivititas para nelayan. Namun semua kegiatan masyarakat yang bergantung di Pantai Pino Guntung juga terhambat. Mulai dari warga yang mencari kayu bakar, pencari batu hias, maupun pencari kepiting pantai.
BACA JUGA:Optimalisasi Pelaksanaan Anggaran, KPPN Kumpulkan Seluruh Satker
“Jadi kami tidak lagi salut dengan pemerintah. Harusnya pemerintah hadir saat potensi rusaknya fasilitas, bukan malah sibuk survei ketika fasilitas ini sudah sirna,” sindirnya.
BACA JUGA:Pemeriksaan Lapangan, Mantan Bupati dan Mantan Sekda Dihadirkan
Sebagai upaya awal menjangkau kawasan TPI, Sis Sony menyebut para nelayan dan warga tengah bernegosiasi untuk mendapatkan hibah tanah yang berada tak jauh dari jalan yang terputus. Jika hibah didapatkan, maka pihaknya akan membuat jalan alternatif secara mandiri.
BACA JUGA:Pagi Ini Rapat Pleno KPU Dimulai, 25 Caleg Terpilih Segera Dipastikan
“Kami siap dengan segala konsekuensi yang ada. Bahkan kami siap membuat jalan secara pribadi. Tapi itu tadi, apakah pemerintah tidak malu dengan kondisi ini. Mana janji politik selama ini, dan mana perwakilan rakyat ?” ungkap Sis Sony menyampaikan kekesalannya.
BACA JUGA:Bulog Datangkan 16 Ribu Ton Beras dari Lampung
Sis Sony juga mempertanyakan perhatian pemerintah terhadap nelayan yang mendapatkan musibah. Terutama yang perahunya rusak serta alat tangkap yang hanyut terbawa banjir bandang beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:Mantan Kepala DPMD Kaur Diduga Terima Uang Rp30 Juta