Terpisah, Kades Pasar Pino Ivan Sawito, S.Farm membenarkan ada tanaman langka yang tumbuh di rumah salah seorang warganya. Dirinya sendiri telah mengecek hal tersebut dan memang betul sedang ramai dikunjungi masyarakat.
“Bunganya masih mekar dan ramai dikunjungi masyarakat. Sepintas memang sangat mirip dengan bunga bangkai, hanya saja tingginya tidak melebihi bunga bangkai yang sering tumbuh di hutan,” kata Ivan.
BACA JUGA:Kades Minta Normalisasi Sungai Segera Dilakukan
Lanjut Ivan, terlepas apapun genus dari tanaman yang tumbuh di pekarangan warga tersebut, baginya sudah menjadi keberkahan dan bermanfaat untuk pengetahuan masyarakat.
Sebab, dengan tumbuhnya jenis puspa langka di Desa Pasar Pino, secara tidak langsung menjadi ajang promosi dan juga meningkatkan kunjungan warga luar desa.
“Intinya kamis bersyukur dengan adanya tanaman ini, kemudian tanaman ini juga telah dipagar sementara. Mudah-mudahan ini menjadi keberkahan untuk pemilik rumah dan umumnya juga menjadi manfaat baik untuk Desa Pasar Pino,” pungkasnya.
Bukan Tanaman Langka
Sementara itu, Dosen Biologi Universitas Bengkulu, Dr. Risky Hadi Wibowo, M.Si menyebut bahwa jenis tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah warga Desa Pasar Pino bukan termasuk tanaman langka.
BACA JUGA:Baru 10 Paket Proyek Proses Lelang
Dosen ahli botani, jamur hingga mikrobiologi ini memastikan bahwa bunga yang tumbuh merupakan spesies Amorphophallus Paeoniifolius.
Tanaman ini berkerabat dengan dengan porang karena sama-sama memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Serta ada kemiripan dalam morfologi daun pada vase vegetatif.
BACA JUGA:Hari Ini PPK Mulai Gelar Pleno Pemungutan Suara
“Mau dikatakan bunga bangkai juga bisa, karena mereka ini masih satu keluarga. Tapi, untuk corak khasnya, Amorphophallus Paeoniifolius ini memiliki morfologi mirip porang. Tanaman ini biasa masyarakat sebut suweg dan bisa dibudidayakan,” ujarnya dikonfirmasi Rasel via telepon, Minggu (18/2) sore.
BACA JUGA:Gedung Layanan Perpustakaan Terbuka Untuk Umum
Dosen lulusan IPB ini juga menyebutkan bahwa Amorphophallus Paeoniifolius umumnya tumbuh di lahan yang lembab atau kadar air cukup.
Tak hanya itu, umbi dari Amorphophallus Paeoniifolius bisa ditanam kembali dengan cara dipotong-potong dan disemai di media yang cukup haranya.