radarselatan.bacakoran.co, TAIS - Masyarakat petani yang ada di Desa Air Latak Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma saat ini mengeluhkan penurunan drastis hasil panen mereka.
Permasalahan yang dihadapi petani setempat cukup kompleks. Mulai dari serangan hama tikus yang merusak tanaman padi, mahalnya harga pupuk, hingga rusaknya sistem irigasi yang sudah bertahun-tahun tidak terawat.
BACA JUGA:Dipangkas Rp 108 Miliar, Bupati Seluma Konsultasi ke Berbagai Kementerian Cari Solusi Anggaran
Salah satu petani, Eva Lestari mengatakan bahwa pada musim panen kali ini, hasil gabah yang diperoleh jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Sawah seluas seperempat hektar biasanya menghasilkan 40 karung gabah, namun kali ini hanya menghasilkan 24 karung. Menurutnya, serangan hama tikus yang sulit dikendalikan menjadi penyebab utama turunnya hasil panen.
"Dibandingkan dengan musim panen sebelumnya, hasil panen kami kali ini sangat merosot. Padi yang diserang tikus hampir tidak bisa dipanen dengan baik," ujar Eva kepada wartawan.
BACA JUGA:Personel Polres Bengkulu Selatan Ikuti Bimbingan Rohani dan Mental
Selain masalah hama tikus, petani di wilayah ini juga mengeluhkan kondisi sistem irigasi yang rusak parah. Irigasi yang sudah berusia puluhan tahun itu kini banyak mengalami kebocoran. Sehingga air yang mengalir tidak sampai ke seluruh lahan persawahan.
Petani setempat terpaksa melakukan perbaikan dengan alat seadanya agar sawah mereka tetap terairi.
"Untuk irigasi sudah terjadi kebocoran. Sehingga air sering tidak sampai ke sawah. Kami memperbaikinya dengan alat seadanya, namun itu tidak cukup untuk mengatasi masalah ini," ujar Eva.
Masalah lain yang dihadapi petani sangat kompleks, salah satunya juga persoalan masih tingginya harga pupuk yang sulit dijangkau oleh sebagian besar petani.
Pupuk subsidi yang seharusnya dapat meringankan beban mereka justru terbatas. Setiap kelompok petani hanya menerima lima karung pupuk subsidi, yang sering kali tidak mencukupi kebutuhan dalam satu musim tanam.
BACA JUGA:Matangkan Rencana Pembangunan 2026, Pemkab Bengkulu Selatan Gelar Musrenbang
"Kami hanya mendapatkan 5 karung pupuk subsidi untuk setiap kelompok. Itu kadang hanya cukup untuk setahun. Sementara kebutuhan pupuk sangat besar, apalagi dengan hasil panen yang tidak maksimal," pungkasnya. (rwf)