RadarSelatan.bacakoran.co, BENGKULU - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Bengkulu menyerukan kepada Gubernur Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Gubernur Mian, untuk mengakui dan menghormati keberadaan masyarakat adat di Bengkulu.
Ketua Pengurus Harian Wilayah AMAN Bengkulu Fahmi Arisandi mengatakan, saat ini dari 76 komunitas adat yang tergabung dalam AMAN, seluruhnya sedang terbelit konflik agraria dan berpotensi memunculkan konflik yang lebih luas jika tidak diselesaikan secara bijak.
BACA JUGA:Kunci Sukses dalam Bisnis! Ini 7 Sikap dan Perilaku Seorang Wirausaha
BACA JUGA:5 Strategi Ampuh Memulai Usaha Kue Kering Menjelang Lebaran
“Kami mengingatkan, agar gubernur dan wakil terpilih bisa mengambil peran dalam perjuangan gerakan masyarakat adat,” kata Fahmi, Rabu (26/2/2025).
Fahmi menyebutkan, Di Pering Baru, Kabupaten Seluma, Konflik sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Sekalipun perda pengakuan masyarakat adat sudah ada, namun tetap tidak dihormati.
“Karena itu, peran kepala daerah dan salah satunya gubernur penting untuk menyikapi hal ini,” kata Fahmi.
BACA JUGA:Bisnis Anda Tumbuh? Cek Laporan Laba Rugi! Begini Rumus Menghitung Keuntungan
BACA JUGA:Pemprov DKI Jakarta Buka Pendaftaran Mudik Gratis 2025, Ini Cara Daftar dan Tujuannya
Fahmi menambahkan, di Bengkulu AMAN sedang memperkuat inisiatif komunitas-komunitas masyarakat adat untuk membangun pendidikan adat melalui sekolah-sekolah adat dan pendirian Kelompok Usaha Masyarakat Adat (KUMA).
Sudah ada lima sekolah adat berjalan, dua di Kabupaten Rejang Lebong, satu di Kabupaten Seluma, satu di Kabupaten Kaur, dan satu di Kabupaten Lebong.
BACA JUGA:10 HP Terbaik Harga 2 Jutaan, RAM 8/256, Layar AMOLED 120Hz, Ini Daftarnya
BACA JUGA:7 Ide Takjil Buka Puasa yang Laris dan Mudah Dibuat
“Selain itu, juga sudah ada KUMA di Komunitas Teluk Dien Kabupaten Lebong yang fokus pada pengembangan jasa wisata arung jeram,” kata Fahmi.
Fahmi meminta agar pemerintah turut terlibat dan mau mempromosikan inisiatif ini agar bisa menjadi contoh dan menginspirasi.
BACA JUGA:Benih Padi Berkualitas Tinggi, Umur Genjah, Hasil Melimpah, Ini Varietasnya
Bengkulu bisa menjadi contoh praktik sekolah adat dan pengembangan potensi ekonomi wilayah adat.
“Tinggal iktikad dari pemerintah mau tidak mengambil bagian ini,” kata Fahmi.
(cia)