radarselatan.bacakoran.co - Orang Eksimo adalah kelompok masyarakat adat yang mendiami wilayah Kutub Utara, khususnya di daerah Arktik dan Subarktik di Greenland, Kanada, dan Alaska.
Suku ini memiliki hubungan kekerabatan dengan masyarakat Asia Timur, sehingga tidak mengherankan jika wajah mereka mirip dengan orang-orang Jepang, Korea, dan Tiongkok.
Orang Eskimo lebih memilih sebutan suku Inuit, sebab, kata "Eskimo" sering dianggap sebagai istilah yang merendahkan, yang diciptakan oleh penjajah, terutama oleh orang-orang dari Skandinavia dan memiliki konotasi yang negatif.
BACA JUGA:Fakta Menarik Gunung Jayawijaya: Surga Tertinggi dengan Salju Abadi di Garis Khatulistiwa
Banyak yang mengira bahwa suku Inuit tinggal di iglu, rumah yang terbuat dari balok es, namun ini adalah mitos.
Iglo hanya digunakan sebagai tempat perlindungan sementara selama perjalanan berburu dan memancing.
Pada masa lalu, iglu digunakan sebagai tempat tinggal sementara saat mereka melakukan perjalanan jauh.
Saat ini, kebanyakan orang Inuit tinggal di rumah tradisional yang terbuat dari kayu. Mereka tidak lagi hidup nomaden seperti nenek moyang mereka, karena kini mereka telah terjangkau oleh modernisasi.
BACA JUGA:Aogashima Kota Yang Berada Di Tengah Gunung Vulkanik, Paling Terisolasi Di Dunia, Pemandangannya Mengesankan
Banyak dari mereka yang telah mengenal teknologi dan pendidikan, serta tidak lagi berpindah-pindah seperti dulu.
Karena tinggal di daerah Kutub Utara yang jauh dari pusat perkotaan, mendapatkan bahan makanan merupakan tantangan besar.
Makanan dari luar harus dikirim dengan pesawat atau kapal, menempuh cuaca ekstrem.
Meskipun demikian, suku Inuit tetap bertahan hidup dengan mengandalkan makanan tradisional mereka, seperti berburu walrus dan anjing laut, serta memanfaatkan hasil laut lainnya untuk pakaian, perabotan rumah tangga, dan bahan bakar.
BACA JUGA:Mengejutkan, Peneliti UGM Temukan Gua Baru di Gunungkidul, Sangat Indah, Namun
Suku Inuit hidup di lingkungan yang sangat dingin, dengan suhu yang bisa turun drastis sepanjang tahun.
Mereka mengenakan pakaian tebal yang terbuat dari kulit dan bulu untuk mengisolasi tubuh dari suhu ekstrem dan menjaga agar tubuh tetap hangat, serta menghindari hipotermia.
Kehidupan mereka sangat bergantung pada laut, terutama di Alaska barat, di mana segala kebutuhan mereka diperoleh dari biota laut.
Sekarang, mari beralih ke suku Nenets, yang juga tinggal di kawasan Kutub Utara. Suku Nenets adalah suku asli Siberia yang mendiami wilayah Rusia bagian utara.
BACA JUGA:Disebut Paling Mistis, Ini 3 Makam Keramat Di Puncak Gunung Salak
Mereka dikenal juga dengan sebutan Samoyed, yang berasal dari kata "Samoyed" yang berarti "manusia" dalam bahasa mereka. Suhu di tempat tinggal mereka bisa mencapai -50°C, sama ekstremnya dengan daerah yang dihuni oleh suku Inuit.
Suku Nenets juga mengandalkan hewan buruan sebagai sumber makanan, seperti rusa kutub, yang mereka gunakan untuk menarik kereta luncur mereka.
Berbeda dengan Inuit yang menggunakan anjing untuk menarik kereta salju, suku Nenets menggunakan rusa kutub.
BACA JUGA:5 Gunung Paling Mistis Di Indonesia, Salah Satunya Tempat pasar Setan Berada
Mereka hidup di tengah salju tebal dengan suhu ekstrem dan bergantung pada daging mentah sebagai bagian dari cara mereka beradaptasi dengan lingkungan yang keras ini.
Meskipun kehidupan mereka sederhana, suku Nenets memiliki sistem kepercayaan yang mengakar kuat dalam budaya mereka.
Jika kita berpindah dari Kutub Utara ke Kutub Selatan, kita akan menemukan lingkungan yang bahkan lebih dingin dan keras.
Kutub Selatan terletak di Benua Antartika, yang merupakan benua tertinggi di dunia dengan suhu yang dapat turun hingga -60°C.
BACA JUGA:Lembah Nan Indah di Pegunungan Alpen, Tempat Sakral Namun Eksotik yang Bernama Bavona
Berbeda dengan Kutub Utara yang dihuni oleh berbagai mamalia darat, seperti serigala dan beruang kutub, di Kutub Selatan hanya ada penguin yang dapat bertahan hidup di suhu yang ekstrem tersebut.
Tidak ada suku yang mendiami Kutub Selatan karena suhu yang sangat dingin. Hanya peneliti dari berbagai negara yang tinggal di sini, biasanya di stasiun penelitian seperti di King George Island, dengan alat pendukung yang memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan yang sangat keras.
Mereka dipasok dengan logistik yang dikirimkan melalui pesawat atau kapal, dan hidup dengan dukungan berbagai peralatan untuk memastikan mereka bisa bertahan hidup di sana. (**)