95 Hektar Lahan Sawah Pino Raya Gagal Kelola Akibat Kekeringan

Jumat 15 Nov 2024 - 17:31 WIB
Reporter : Rezan
Editor : Sahri

radarselatan.bacakoran.co, PINO RAYA – Seluas 95 hektar lahan sawah yang berada di hamparan Desa Pasar Pino dan Desa Talang Padang Kecamatan Pino Raya  gagal kelola periode tanam akhir tahun 2024 ini.

Penyebabnya hamparan sawah ini kekurangan air. Pasokan air mengandalkan tadah hujan sementara beberapa waktu lalu terjadi musim panas.

BACA JUGA:Kotak Gelar Konser Perayaan 20 Tahun Berkarir di Panggung Musik Tanah Air

Saat ini, para petani setempat memilih beristirahat membersihkan lahan sawah yang akan digarap.

Kades Talang Padang Sumantri, A.Md membenarkan telah terjadi kekeringan lahan sawah di desanya. Saat ini kata Sumantri, petani setempat pasrah karena hujan tak kunjung turun.

Sementara mengandalkan penyiraman menggunakan mesin penyedot, para petani terkendala biaya dan peralatan.

“Khususnya di desa kami, model lahan sawah merupakan tadah hujan. Artinya, kalau tidak ada ada curah hujan yang turun, maka dipastikan pengelolaan sawah gagal,” ujarnya kepada Rasel, Jumat (15/11/2024).

BACA JUGA:Linkin Park Akan Gelar Konser di Jakarta pada Februari 2025

Lanjut Sumantri, para petani di desanya sudah dua kali mengalami kegagalan pengelolaan lahan sawah. Pertama terjadi pada bulan Juli lalu, saat petani mulai turun membajak sawah, hujan kembali berhenti dan tanah kering kerontang.

“Nah akhir tahun ini tadi memang ada hujan beberapa hari, tapi setelah petani turun ke sawah, hujannya malah berhenti,” bebernya.

Untuk itu, dirinya berharap ada solusi dari Pemkab BS terkait permasalahan kekeringan air di hamparan Sawah Binjai Jaya Desa Talang Padang. Jika tidak segera disikapi, dikhawatirkan petani malah putar stir dan menanami lahan mereka dengan pohon sawit.

BACA JUGA:Lisa BLACKPINK Bikin Penasaran dengan Rilis Teaser Film Misterius

“Petani kami sebetulnya masih ingin fokus menggarap sawah, tapi kalau nanti air tetap tidak memungkinkan bagaimana prosesnya bisa berjalan. Atau solusi terbaiknya, di hulu hamparan sawah binjai ini dibuat satu bendungan besar,” ucapnya.

Begitupun disampaikan Sapiin (57) petani hamparan sawah pamah Desa Pasar Pino, bahwa sepanjang tahun 2024 pihaknya hanya satu kali menggarap lahan sawah.

Sisanya lahan petani nganggur dan tidak bisa dimanfaatkan. “Mau menanam bibit jagung juga susah, karena jagung tetap butuh air. Saat ini kami hanya pasrah dengan kondisi, apalagi saluran irigasi di sini memang tidak ada,” akunya.

Kategori :