radarselatan.bacakoran.co - KOTA MANNA, Badan Musyawarah Adat (BMA) berperan penting dalam menjaga kelestarian adat istiadat dan budaya lokal di Bengkulu Selatan. Tanpa peran aktif BMA, bukan tidak mungkin adat dan kebudayaan lokal akan tergerus zaman.
Sayangnya peran BMA dalam menjaga kelestarian adat dan budaya lokal belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Hal itu dibuktikan dengan kurangnya dukungan Pemda untuk pengurus BMA di tingkat kabupaten hingga desa.
BACA JUGA:Ups... Influencer di Bengkulu Ditangkap Karena Promosikan Judi Online
Senin, 4 November 2024, perwakilan pengurus BMA Bengkulu Selatan dan pengurus BMA tingkat kecamatan mendatangi DPRD Bengkulu Selatan.
Mereka menyampaikan aspirasi meminta perhatian Pemda. Harapan mereka agar Pemda mengucurkan anggaran untuk BMA.
BACA JUGA:Pengerukan Alur, Pemprov Bengkulu Libatkan BPKP
“Tujuan kami datang ke DPRD ini adalah untuk menyampaikan aspirasi. Berharap Pemda bisa mengalokasikan anggaran untuk BMA.
Sehingga pengurus BMA di kabupaten, kecamatan, bahkan di desa lebih diperhatikan oleh Pemda,” ungkap Alwis, perwakilan Pengurus BMA saat hearing di Komisi III DPRD Bengkulu Selatan.
BACA JUGA:Pjs Bupati Bengkulu Selatan Ingatkan ASN Jaga Netralitas dan Utamakan Pelayanan
Hal utama yang paling diharapkan pengurus BMA adalah pemberian honorarium atau insentif. Mereka berharap ada alokasi anggaran dari APBD untuk insentif pengurus BMA.
Hal itu untuk menambah semangat pengurus BMA dalam menjalankan tugas ditengah masyarakat. “Kami berharap ada insentif.
BACA JUGA:Ditinggal Suami Main PlayStation, Istri Malah “Bermain” dengan Pria Lain
Kemudian kegiatan yang diselenggarakan BMA juga didukung anggaran dari daerah. Tujuannya adalah supaya adat istiadat kita dapat terus lestari ditengah masyarakat,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Bengkulu Selatan, Yuliusman menegaskan aspirasi pengurus BMA akan diperjuangkan dalam pembahasan RAPBD tahun anggaran 2025.
BACA JUGA:Polda Bengkulu Tangkap 2 Tersangka Penimbun BBM Bersubsidi