Musim Panas Petani Katret Ngeluh, Hasil Getah Turun

Ilustrasi: Musim Panas Petani Katret Ngeluh Hasil Getah Turun-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - TAIS, Musim kemarau yang saat ini masin melanda Kabupaten Seluma berdampak pada  petani karet.

Getah garet yang dihasilkan turun, tidak sebanyak saat bukan musim kemarau. Daun pohon karet berguguran karena kekringan. 

BACA JUGA:Jelang Karantina, Seluruh Paskibraka Diminta Jaga Kesehatan

BACA JUGA:BPN Pastikan Terget Penerbitan Sertifikt Aset Pemkab Seluma Tercapai

Salah seorang petani karet warga Desa Padang Pelawi, Jumardi mengatakan, selain getah yang dihasilkan sedikit, getah juga encer, sehingga sulit dipanen. 

"Jika sudah masuk musim kemarau, produksi getah turun, bahkan ada beberapa pohon yang memang sudah tidak mengeluarkan getah lagi saat ditoreh," tegasnya. 

BACA JUGA:250 Vial Vaksin GHPR Tiba di Kaur

BACA JUGA:Ingat! Kantor dan Pelaku Usaha Wajib Miliki APAR

Dia menjelaskan, saat tidak musim kemarau, getah karet mengalir deras ketika disadap pada waktu pagi dan sore hari.  Karena diwaktu itu getah sangat banyak. Bahkan dalam seminggu dia bisa menghasilkan getah 100 kilogram.

"Tentu, cuaca ini sangat berpengaruh pada hasil produksi dan kualitas getah itu sendiri. Kalau cuaca normal saya biasa seminggu menghasilkan 100 Kilogram getah karet sekarang ini paling dapat 70 kilogram sampai 80 kilogram saja," ujarnya. 

BACA JUGA:Pelaku Usaha Hingga Mahasiswa KKN Terjun Tangan Aksi Bersih Pantai

BACA JUGA:Pilkada Bengkulu Selatan Berpeluang Diikuti 4 Pasang Calon

Sementara untuk harga karet terbilang normal. Hanya saja harga karet saat ini tak sebanding dengan harga kebutuhan pokok yang sering merangkak naik. "Untuk semetara harga karet masih normal, Rp 10.000 perkilogramnya," pungkasnya. (rwf)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan