Kecanduan Judi, Petaka Berujung Sengsara

Ilustrasi:Kecanduan Judi Petaka Berujung Sengsara -istimewa-radarselatan.bacakoran.co

OLEH :Ustaz Salimudin,M.Pd

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Mengawali khutbah siang hari yang penuh berkah, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi.

Untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allâh ta’ala, satu-satunya Tuhan yang wajib dan berhak disembah, Pencipta segala sesuatu,

yang menakdirkan terjadinya segala sesuatu, Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada tempat dan arah serta Mahasuci dari bentuk dan ukuran.  

Jamaah Shalat Jumat yang berbahagia, Nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita sangatlah banyak dan tidak terkira. Kita diwajibkan oleh Allah untuk mensyukurinya.

Caranya adalah dengan tidak menggunakan nikmat-nikmat itu untuk berbuat maksiat kepada-Nya. Sebaliknya kita gunakan berbagai nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya.

Salah satu larangan Allah yang wajib kita jauhi sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya adalah judi.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,  Allah menegaskan dalam surat Al-Ma’idah ayat 90-91 yang kami baca di awal khutbah bahwa judi  adalah perbuatan keji, perbuatan setan, dan menjauhinya adalah keberuntungan. 

Allah juga menegaskan dalam dua ayat tersebut bahwa dengan judi setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kita, dan menghalang-halangi kita dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat.   

Jika menjauhi judi adalah keberuntungan, maka berjudi adalah kerugian, dan tidak timbul darinya kecuali keburukan, kemaksiatan dan kesengsaraan.

Apabila penjudi menang taruhan dan memperoleh harta dari judi, maka itu termasuk memakan harta orang lain secara batil yang diharamkan.   

Apabila ia kalah dan raib hartanya maka mudaratnya sangat jelas dan itu bisa menyebabkannya melalaikan kewajiban menafkahi anak istrinya, dan melalaikan sekian banyak kewajiban yang lain. Membelanjakan dan memakan harta hasil judi sama halnya menjerumuskan diri ke dalam api neraka. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Daging yang tumbuh dari makanan yang haram maka neraka lebih layak baginya.”  (HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Jika nafsu membisikkan kepada kita bahwa dengan berjudi akan kita peroleh harta yang banyak tanpa letih bekerja,

Tag
Share