Usulan Alat Berat BPBD Ditolak, Ini Alasannya...
MANUAL: Tim BPBD membersihkan material longsor secara manual lantaran tidak ada alat berat-Rezan-radarselatan.bacakoran.co
KOTA MANNA - Lagi-lagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Selatan menelan pil pahit akan tidak terealisasinya usulan pengadaan alat berat untuk membantu evakuasi pasca bencana alam. Sebelumnya usulan ditolak mentah-mentah TAPD Bengkulu Selatan, kali ini usulan pengadaan alat berat ke BNPB RI juga ditolak.
Alasan penolakan lantaran locus di BNPB tidak menyediakan pembelian alat berat dalam bentuk apapun. BNPB RI hanya bisa membantu pengadaan kendaraan operasional maupun peralatan ringan.
“Kami sudah menyampaikan proposal ini ke BNPB RI, tapi setelah mereka pelajari nyatanya usulan alber tidak dapat diakomodir. Mereka menyarankan kalau alber tetap dianggarkan daerah, sementara BNPB hanya siap membantu kendaraan operasional,” ujar Plt. Kalaksa BPBD BS, Hen Yepi, S.Pi.
Dikatakan Hen, pihaknya sedikit kecewa lantaran upaya pengadaan alber belum juga tuntas hingga saat ini. Padahal, fungsi alber sangatlah vital dalam menanggulangi material pasca bencana alam. Ditambah lagi, kawasan BS sangat rentan bencana longsor ataupun banjir.
“Yang kami usulkan itu alber jenis exavator, karena memang fungsinya sangat vital. Sebab, selama ini kalau ada bencana longsor atau ingin relokasi aliran air, kami selalu minta bantu dengan Dinas PUPR ataupun BWS 7. Namanya minta bantuan, tentu mobilitas alber terbatas, kadang pemiliknya juga sedang menggunakan,” beber Hen Yepi.
Kedepan dirinya berharap DPRD BS juga membantu terkait usulan alber pada pembahasan APBD BS. Bahkan, pihaknya berharap alber yang dianggarkan tidak satu jenis saja, agar pada saat kejadian bencana alam proses evakuasi semakin mudah dilakukan.
“Kalau pengadaan exavator, satu unitnya butuh anggaran sekitar Rp900 juta. Sementara kalau buldozer sekitar Rp800 juta. Mudah-mudahan ini segera diakomodir, demi maksimalknya fungsi penanggulangan bencana,” pungkas Hen Yepi. (rzn)