Petani Sawit Wajib Tahu, Lakukan Cara Ekstrem Ini Jika Ingin Sawit Selalu Berbuah Lebat

KELAPA SAWIT: Tanaman kelapa sawit yang subur dan berbuah lebat karena diberi pupuk dengan urutan yang benar-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Musim sawit ngetrek atau tidak berbuah menjadi momok menakutkan bagi para petani sawit di Indonesia.

Biasanya musim ngetrek terjadi dua tahun sekali pada tanaman kelapa sawit saat kondisi cuaca normal atau sedang tidak terjadi kemarau.

Biasanya musim ngetrek ini terjadi cukup panjang mulai dari empat bulan hingga enam bulan. Bahkan untuk kebun sawit yang kurang terawat, masa ngetrek bisa sampai delapan bulan.

BACA JUGA:Ingin Pasang Listrik Baru, PLN Beri Diskon Hingga 50 Persen, Ini Cara Mendapatkan Diskonnya

Bisa dihitung berapa kerugian yang dialami petani saat musim ngtrek terjadi.

Sebagian besar tanaman sawit mengalami musim ngetrek, namun ada beberapa yang selalu berbuah dan tak kenal musim ngetrek.

Untuk mendapatkan tanaman sawit yang tidak mengalami masa ngetrek ini tidaklah mudah.

Harus ada langkah ekstrem yang dilakukan oleh petani sawit. Tidak bisa hanya dengan melakukan langkah langkah biasa saja.

Perlakuan harus dimulai sejak penanaman, modal yang dikeluarkan juga sedikit lebih banyak. Inilah yang disebut dengan langkah ekstrem yang harus dilakukan oleh petani. Namun dijamin usaha tidak akan menghianati hasil.

ara yang harus dilakukan agar tanaman kelapa sawit tidak mengenal musim ngetrek dimulai dari menanam. Penanaman kelapa sawit harus memenuhi standar perkebunan yang baik dan benar.

BACA JUGA:Murah Meriah, Racun Tikus Super Efektif 2025 Buatan Sendiri, Ini Bahan dan cara Membuatnya

Jarak tanam antar tanaman kelapa sawit di lahan datar dan jenis sawit pelepah pendek minimal 8,5 meter.

Untuk jenis kelapa sawit pelepah panjang jarak tanam di lahan datar minimal 9 meter.

Untuk lahan yang mereng atau tebing, sebaiknya jarak tanam harus lebih luas, untuk kelapa sawit pelepah pendek, jarak tanam di lahan tebing minimal 9,5 meter. Sedangkan untuk jenis kelapa sawit pelepah panjang jarak tanamnya 10,5 meter.

Tujuannya agar saat tanaman tumbuh besar, daun kelapa sawit tidak bersentuhan, sehingga masih ada celah matahari masuk ke tanah atau pangkal pohon sawit.

BACA JUGA:Penggemar Otomotif Harapkan Toyota Sera 2025 Tampil Lebih Berani, Dengan Bodi Lebih Ramping

Sebelum bibit kelapa sawit ditanam, lobang tempat menanam diberi dulu  pupuk akar, setelah itu baru masukkan bibit.

Setelah tanaman berumur enam bulan, lakukan lagi pemupukan akar dan daun. Kemudian jangan biarkan gulma atau rumput mengganggu tanaman.

Pemupukan dilakukan rutin setiap empat bulan sekali, lebih baik lagi kalau ditambah dengan
 pupuk kandang seperti kotoran sapi, kambing atau ayam.

Setelah sawit mulai berbunga, langsung buang seluruh buah dan bunga yang muncul.

BACA JUGA:Investor Asal China Belusukan Di Bengkulu Selatan, Masuk Kawasan Seginim dan Air Nipis, Ini Tujuannya

Kemudian tanaman sawit usia 0 - 1 tahun rentan terserang penyakit busuk daun yang disebabkan serangga.

Nah kendala ini harus cepat dibasmi, walaupun penyakit ini tidak menular secara langsung, tetapi pertumbuhan sawit yang mengalami busuk daun ini akan terhambat.

Sebelum sawit berumur 3 tahun, jangan pernah memotong atau membuang pelepah. Biarkan saja pelepah mati sendiri di pohonnya. Tujuannya agar batang kelapa sawit tumbuh besar.

Setelah sawit berusia 22 bulan, jangan lagi buang buah dan bunga yang muncul, karena buah itu sudah layak dipanen ketika matang.

BACA JUGA:160 Bantuan Pompa Air Di Bengkulu Diterima Petani, Sudah Digunakan Untuk Mengairi Sawah

Setelah memasuki musim panen, ada tiga perkara yang wajib diperhatikan agar sawit tidak mengalami musim ngetrek.

Pertama adalah pemberian pupuk teratur dan sesuai dodis, pembersihan lahan dan pembersihan batang.

Pemupukan harus dilakukan secara rutin dengan priode tiga bulan atau empat bulan sekali.

 Pupuk yang ditabur harus memiliki komposisi lengkap, meliputi  pupuk akar, pupuk batang dan daun serta pupuk buah.

Sebaiknya pupuk itu diaduk langsung sebelum ditebar atau kalau mau praktis bisa membeli pupuk yang sudah memiliki komposisi lengkap.

Satu batang tanaman kelapa sawit yang sudah berbuah membutuhkan pupuk 2 kilogram jika pemupukan dilakukan tiga bulan sekali.

Namun untuk periode pemupukan empat bulan sekali, total pupuk yang dibutuhkan empat kilogram untuk satu batang pohon kelapa sawit.

BACA JUGA: Puluhan Hektar Tanaman Padi Petani di Desa Padang Merbau Diserang Hama Tikus

Kemudian penyiangan lahan, agar tanaman sawit tidak ngetrek penyiangan lahan sangat berpengaruh. Tumbuhan liar bisa menyebabkan tanaman sawit terganggu.

Selain berebut makanan, tanaman liar bisa menghambat cahaya matahari masuk ke tanah.

Penempatan pelepah sisa panen atau pruning. Pelepah yang dipotong dari batang harus ditata dengan baik.

Penempatannyapun harus tepat. Sebaiknya pelepah yang sudah dipotong disusun memanjang diantara tanaman kelapa sawit.

Jika tanah sedikit miring, pelepah kelapa sawit disusun di bagian bawah, tujuannya untuk menahan humus tanah agar tidak hanyut saat hujan serta untuk menjaga kelembaban tanah.

Kemudian buat lobang dekat penumpukan pelepah. Semakn banyak lobang yang dibuat semakin bagus.

Lobang ini berfungsi untuk menahan air hujan, sehingga kelembaban tanah tetap terjaga dengan baik. Namun perlu dicatat, pembuatan lobang penahan air ini hanya berlaku untuk kebun yang bukan berada di lahan gambut atau rawa.

BACA JUGA:Tekan Pernikahan Dini dan Stunting, Kemenag : Nikah Siri Bukan Solusi

Jika semua langkah yang sudah diuraikan tadi dijalankan oleh petani sawit, maka tanaman sawit akan terhindar dari musim ngtrek.

Sawit akan selalu berbuah sepanjang masa. Namun untuk menerapkan cara ini memang membutuhkan biaya yang lebih besar.

Namun jika dikalkulasikan, total hasil yang didapat pertahun masih jauh lebih untung dibandingkan dengan kebun sawit yang dipelihara dengan metode biasa biasa saja. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan