Keluarga Harmonis, Kunci Bahagia di Dunia Akhirat

Guswarli Efendi, M.Pd.I: Keluarga Harmonis Kunci Bahagia di Dunia Akhirat-Rezan-radarselatan.bacakoran.co

Keluarga yang harmonis akan menciptakan sosok-sosok anggota keluarga yang bisa mengaplikasikan keharmonisan itu di lingkungan lain seperti di tempat kerja, sekolah, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, dalam satu hadits diriwayatkan,

BACA JUGA:Halal Bihalal, Keluarga Besar Sekolah Diajak Lebih Kompak

Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, 'Rasulullah saw bersabda, ‘Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.’” (HR Tirmidzi)

Hadits di atas menunjukkan adanya prioritas dari Rasulullah tentang aktivitas seseorang terhadap keluarganya. Banyak laki-laki dan wanita-wanita tangguh terlahir dari keluarga yang harmonis, demikian pula tidak sedikit anak-anak yang berprestasi dididik dalam lingkungan keluarga yang rukun.

Oleh sebab itu tidak berlebihan jika disebut keberhasilan negara dalam membangun kerukunan sangat dipengaruhi oleh sosok-sosok yang mampu menciptakan keharmonisan dalam rumah tangganya sendiri.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Ada beberapa tips dalam menciptakan keluarga harmonis. Pertama adalah memilih pasangan hidup yang tepat. Artinya, saat mencari calon suami atau istri, kita harus mengetahui betul-betul latar belakangnya seperti apa.

Jangan hanya kenalan di media sosial, atau sebatas tertarik karena ketampanan wajah dan kekayaan tanpa peduli baik buruk sifatnya, kita langsung menyatakan cinta dan berkomitmen ke hubungan yang lebih serius.

Ingat, pasangan hidup adalah orang yang akan menemani hari-hari kita dan sangat menentukan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

BACA JUGA:Jamin Keamanan Produk, Kantor Kemenag Bengkulu Selatan Gencar Kampanye Wajib Halal

Tentu, untuk mendapatkan pasangan hidup yang benar-benar baik harus dimulai dengan diri sendiri dulu. Jika kita menginginkan pasangan yang saleh atau salehah, maka kita sendiri harus menjadi pribadi yang demikian. Sebab, jodoh kita adalah cermin dari diri kita sendiri. Allah swt berfirman,

Artinya, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).” (QS. An-Nur [24]: 26)

Contoh paling sederhana, sebagai sosok manusia yang memiliki akhlak mulia, Rasulullah saw memperoleh Siti Aisyah menjadi pasangan hidupnya.

Sudah tidak asing lagi bahwa Aisyah merupakan sosok muslimah tangguh yang banyak berkontribusi besar dalam penyebaran agama Islam fase awal dan menjadi pendamping dakwah Rasulullah yang hebat.

Kemudian, keharmonisan rumah tangga juga bisa terwujud dengan kamatangan antar kedua pasangan. Jangan sampai, misalkan, keduanya belum cukup umur tetapi hanya karena modal cinta memilih nekat untuk melanjutkan ke pernikahan.

Tag
Share