BPBD: Puncak Hujan Diprediksi Awal 2024
Puncak hujan diprediksi awal 2024-Ist-radarselatan.bacakoran.co
KOTA MANNA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) memrediksi puncak musim hujan akan terjadi awal tahun 2024. Mulai bulan Januari hingga Maret.
Memasuki musim penghujan, BPBD mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap bencana banjir dan tanah longsor. Plt. Kalaksa BPBD Bengkulu Selatan, Hen Yepi SPi mengatakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada pergeseran musim hujan di Bengkulu Selatan.
Akhir tahun 2023 ini wilayah Bengkulu Selatan masih terdampak El Nino. Sehingga walaupun sudah turun hujan tetapi intensitasnya masih rendah.
“Tiga tahun terakhir fenomena di iklim Bengkulu Selatan adalah El Nina yaitu curah hujan yang tinggi di akhir tahun sejak Agustus di 2020 hingga 2022 lalu, pada tahun 2023 ini El Nino yaitu kemarau,” ujar Hen.
Hen menjelaskan meskipun masih terjadi El Nino beberapa wilayah di Bengkulu Selatan telah diguyur hujan lebat sejak seminggu terakhir. Namun, hujan yang turun belum secara merata di 11 kecamatan. “Tetapi kami sampaikan untuk puncak hujan nantinya tetap di awal tahun, sesuai prediksi BMKG. Jadi musim saat ini bergeser,” jelasnya.
Hen juga mengungkapkan dirinya telah mendapatkan laporan adanya jalan longsor di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Mengkudum Desa Pasar Pino Kecamatan Pino Raya yang disebabkan oleh hujan lebat beberapa waktu lalu. Satu-satunya akses jalan yang berada dipinggir Sungai Pino tersebut memang sangat mengkhawatirkan terjadi longsor susulan dan menyebabkan jalan putus. Namun, BPDB Bengkulu Selatan tidak bisa berbuat banyak untuk menanggulangi potensi jalan longsor tersebut.
“Jalan longsor di TPI Mengkudum harus diusulkan melalui penganggaran karena masuk dalam kategori pelayanan umum. Saat ini dana tanggap darurat tidak ada di akhir tahun ini, seperti pembuatan beronjong tidak ada,” ungkapnya.
Laporan masyarakat terkait jalan longsor tersebut akan ditampung untuk diusulkan ditahun depan. Tapi jika memang dibutuhkan penanganan cepat jalan longsor yang diakibatkan abrasi tersebut diusulkan ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII untuk dibuatkan beronjong gratis untuk mencegah terjadinya abrasi yang lebih parah.
“Jadi kami akan usulkan untuk anggaran perbaikan jalannya di tahun 2024 mendatang, karena tahun ini tidak ada anggaran,” terangnya. Hen juga mengatakan, selain membutuhkan anggaran penanganan bencana alam, BPBD juga membutuhkan alat berat (Alber) seperti excavator dan buldoser untuk menanggulangi bencana alam, seperti tanah longsor. Salah satu wilayah yang kerap terjadi longsor saat hujan lebat ada di wilayah Kecamatan Ulu Manna yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). (rzn)