Jangan Monoton, Sistem Pendidikan Usia Dini Wajib Barengi Dengan Story Telling

PROSES: Proses pendidikan anak di jenjang usia dini -Rezan-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA -  Kabid Diklus Dinas Dikbud Bengkulu Selatan, Sarjono, S.Pd mengatakan bahwa sejak usia dini dunia pendidikan harus sudah mengenalkan story telling.

Adapun story telling sendiri merupakan sebuah seni dalam bentuk bercerita atau menceritakan sesuai.

BACA JUGA:Cegah Serangan DBD Dinkes Gencar Lakukan Fogging

Dia menjelaskan bahwa Undang-undang (UU) nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa Institusi pengelolaan koleksi karya tulis, karya cetak dan karya rekam secara profesional dengan adalah Perpustakaan.

Bahkan Perpustakaan memiliki sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka.

"Story telling tentu sudah tak asing lagi bagi hampir semua orang, ini bagus agar pendidikan usia dini tidak monoton. Bahkan anak-anak yang duduk di bangku sekolah sekarang ini juga sudah bisa menggambarkan apa arti story telling, ini harus diterapkan maksimal," ujarnya. 

Lebih lanjut, Sarjono mengatakan bahwa story telling merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menceritakan suatu kisah atau suatu dialog dan sejenisnya.

Oleh karena itu Pemkab Bengkulu Selatan melalui Dinas Perpustakaan rutin menggelar kegiatan story telling yang diikuti oleh para pelajar, khususnya para pelajar yang masih usia dini, yaitu dari tingkat Paud, TK dan SD. 

BACA JUGA:Soal Tambang Emas, Bupati Hadiri FGD Bersama PT ESDM

"Story Telling ini bertujuan untuk menimbulkan rasa senang, pengalaman baru, mengembangkan wawasan melalui mendengar dan melatih konsentrasi," katanya.

Sarjono juga berharap melalui story telling meningkatkan minat baca, kecerdasan, kreativitas dan kemampuan berbicara. Bahkan melalui story telling juga dapat mewujudkan masyarakat yang Elok, Maju, Aman dan Sejahtera (EMAS).

"Kegiatan story telling juga merupakan sebagai wujud peran, serta  dalam meningkatkan pengetahuan dan kecintaan masyarakat terhadap sejarah dan budaya," ungkapnya.

 Pada kesempatan itu, Sarjono  juga mengatakan story telling dapat mengisi kegiatan anak-anqk sekolah di usia dini. Sebab, saat ini kasus perundungan yang dilakukan oleh anak di usia dini mengalami pravelensi yang cukup mengkhawatirkan.

Bahkan KPAI mencatat angka ini terus meningkat sejak 2011 hingga 2024 lalu yaitu salah satunya prilaku tantrum atau mengamuk dilakukan saat keinginannya dilakukan saat keinginannya tidak terpenuhi dan berharap dengan melakukan tindakan kekerasan lingkungan akan mengalah dengannya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan