Bersyukur atas Nikmat Lahir dan Batin

Bersyukur atas Nikmat Lahir dan Batin-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
Oleh: Dr. Drs. KH. Abdullah Munir, M.Pd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah. Sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Ia anugerahkan kepada kita. Tiada satu pun selain-Nya yang mampu menghitungnya. Nikmat terbagi menjadi dua macam, nikmat lahir dan nikmat batin.
Allah ta’ala berfirman “Dan Allah telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin untukmu.” (QS. Luqman: 20)
Nikmat lahir adalah nikmat yang terlihat oleh mata seperti harta, penghormatan orang, ketampanan, kecantikan, diberi taufiq (kemudahan) untuk melakukan amal ketaatan, kesehatan, keturunan, harta, kedudukan, sungai, hujan, tanaman, hewan ternak, air dingin dan banyak lagi lainnya.
Sedangkan nikmat batin adalah nikmat yang didapati oleh seseorang dalam dirinya seperti memiliki ilmu tentang Allah, kokohnya keyakinan kepada Allah dan dijauhkan dari penyakit dan berbagai marabahaya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Kewajiban setiap mukallaf (baligh dan berakal) adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat tersebut. Bersyukur kepada Allah adalah dengan tidak menggunakan nikmat-nikmat dari Allah untuk bermaksiat kepada-Nya, tidak kufur kepada Allah dan para utusan-Nya.
Barang siapa melakukan syukur seperti ini, maka ia adalah seorang hamba yang telah bersyukur kepada Tuhannya. Sedangkan orang yang mengucap syukur kepada Allah dengan lidahnya sebanyak apapun namun masih menggunakan nikmat Allah untuk berbuat maksiat kepada-Nya, maka hakikatnya ia belumlah bersyukur kepada Tuhannya sebagaimana yang diwajibkan.
Dan hendaklah diketahui bahwa kita semua di hari kiamat akan dimintai pertanggungjawaban atas nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang hamba tidak akan berpindah dari suatu fase ke fase yang lain di hari kiamat hingga ditanya tentang umurnya dalam hal apa dihabiskan, tentang ilmunya dalam hal apa digunakan, tentang hartanya dari mana ia perolah dan dalam hal apa disalurkan dan tentang jasadnya dalam hal apa difungsikan.” (HR. at-Tirmidzi dan ia menilainya shahih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Hal pertama yang seorang hamba akan dihisab tentangnya di hari kiamat adalah dikatakan kepadanya: Bukankah telah Aku sehatkan badanmu dan aku hilangkan dahagamu dengan air yang dingin?” (HR. al Hakim dan ia menilainya shahih)
Karenanya, mari kita hisab diri kita. Mari kita renungkan, sudahkah kita bersyukur atas berbagai nikmat yang Allah kurniakan kepada kita sebagaimana mestinya?