Kadisdikbud Bengkulu Selatan Ajak Siswa Lestarikan Budaya Daerah

Plt. Kadisdikbud Bengkulu Selatan, Lusi Wijaya, M.Pd -istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Plt. Kasdisdikbud Bengkulu Selatan Lusi Wijaya, M.Pd terus mengingatkan para siswa agar jangan melupakan sejarah dan budaya daerah.
Termasuk di dalamnya yaitu adat istiadat dan budaya lokal. Kedepan sekolah diwajibkan mempelajari kesenian daerah yang salah satunya adalah bahsa serawai.
Dikatakan Lusi sudah sepatutnya generasi penerus menjaga adat istiadat dan budaya daerah. Kalau tidak, siapa lagi yang akan menjaganya.
BACA JUGA:Bupati Apresiasi Lomba Gaple Kambtibmas yang Digagas Kapolres Bengkulu Selatan
BACA JUGA:Sampah Menumpuk di RSHD Manna Akhirnya Dibersihkan
eperti di Bumi Sekundang Setungguan ini, Lusi menyebut bahwa banyak sekali sejarah dan budaya peninggalan nenek moyang yang mesti dijaga. Diantaranya tari andun, tari napah, tari pisau duau, seni dendang dan masih banyak lagi.
“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah dan budaya daerah. Nanti setiap sekolah akan kita wajibkan mempelajari kesenian daerah,” tutur Lusi.
BACA JUGA:Ratusan Ribu Pengunjung Ditargetkan Kunjungi Festival Tabut
BACA JUGA:Tegas, Bupati Bengkulu Selatan Larang Beli Beras Murah di Operasi Pasar
Dijelaskan Lusi, salah satu contoh tarian lokal yang merupakan warisan nenek moyang Suku Serawai yaitu tari pisau duau. Tari ini merupakan sebuah tarian langka berusia ribuan tahun dari Suku Serawai di Provinsi Bengkulu.
Oleh karena itu, ia berharap agar adat dan budaya lokal harus tetap terjaga hingga akhir zaman nanti.
“Nanti akan kita adakan event-event tradisional agar kebudayaan tidak tergerus zaman,” papar Lusi.
BACA JUGA:Tenaga Honorer Seluma Ancam Gelar Aksi Demo
BACA JUGA:Kantor PT Pos Indonesia Cabang Bengkulu Digeledah Kejati
Lusi mengingatkan agar guru gencar mengingatkan siswanya untuk tidak terpengaruh budaya luar. Tak hanya itu, ia menginginkan agara di waktu tertentu dilaksanakan pantun Bahasa daerah, sehingga kreatifitas siswa semakin meningkat.
“Bahasa adalah kunci utama daerah, kalau Bahasa daerah tidak lagi dominan, maka kedepan nilai kecintaan terhadap daerah akan pudar,” pungkasnya.
(rzn)