Penyakit Ternak Bervariasi, Distan Bengkulu Selatan Akui Sulit Ditangani

VAKSIN: Tim kesehatan dari Dinas Pertanian saat menyuntikkan vaksin pada ternak sapi yang sakit-Fauzan-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Dinas Pertanian (Distan) Bengkulu Selatan mengakui akhir-akhir ini jenis sakit pada hewan ternak sangat bervariasi.
Bahkan akibat serangan penyakit LSD, SE, Jembrana, PMK dan kecacingan hingga demam tiga hari, sudah ribuan ekor ternak di Bengkulu Selatan mati dalam waktu tiga bulan terakhir.
Parahnya lagi, ternak sakit kali ini sangat sulit ditangani. Bahkan pemberian obat dan juga vaksinasi terhadap ternak juga tidak bisa menangkal serangan penyakit yang luar biasa kuat.

BACA JUGA:Daihatsu Taruna Bangkit, Tampilan Modern, Teknologi Masa Kini, Cocok Untuk Kendaraan Keluarga

BACA JUGA:Suzuki Carry Pickup 2025: Andalan Baru di Segmen Niaga Ringan, Kecil Tapi Tangguh

Kadistan Bengkulu Selatan, Sakimin, S.Pt menduga bahwa tingginya jumlah penyakit yang menyerang ternak bukan hanya factor cuaca.
Namun dia mengaku hal ini dapat terjadi karena mobiliasi ternak yang tidak terkendali. Terutama ternak dari luar daerah yang dibawa ke Bengkulu Selatan.
Di samping itu, dia juga menduga bahwa telah terjadi mutasi genetic pada virus yang menyerang sapi sehingga kebal terhadap obat.

BACA JUGA:5 Mobil Pickup Terbaru Yang Masuk Indonesia, Salah Satunya Karya Anak Bangsa, Manakah Yang Lebih Unggul?

BACA JUGA:Suzuki Carry Minibus 2025, Mobil Serbaguna dan Bendel, Fitur Lengkap dan Tampilan Keren

“Kalau dulu, penyakit ternak ini musiman. Tapi sekarang beragam jenis sakit bisa menyerang dalam rentang waktu yang bersamaan. Sehingga petugas kami juga kewalahan menangani,” jelasnya.
Masih kata Sakimin, dengan bervariasinya jenis penyakit. Maka proses vaksinasi juga terhambat. Bahkan, dalam satu kandang bisa saja ada beberapa ternak yang terpapar sakit yang berbeda. Kondisi ini tentu menyulitkan penanganan.

BACA JUGA:Daihatsu Luxio 2026, MPV Tangguh, Kapasitas Penumpang Besar, Kenyamanan Optimal

BACA JUGA:Toyota Avanza Minibus, Mobil Keluarga Ternyaman, Harga Terjangkau dan Mesin Tangguh

“Misal ada yang terkena SE, namun ada juga yang terpapar jembrana. Makanya ini tidak bisa dilakukan penanganan yang sama. Utamanya yang paling dapat dilakukan adalah pengasingan terlebih dahulu ternak,” beber Sakimin.
Meski demikian, Sakimin mengaku pihaknya tetap bekerja keras mengentaskan sakit pada ternak.
Dirinya berkomitmen kedepan ternak Bengkulu Selatan dapat terbebas dari penyakit yang mematikan.

BACA JUGA:6 Ide Usaha Sampingan Modal Kecil untuk Karyawan yang Ingin Tambah Penghasilan

BACA JUGA:Kymco Xciting 250 2025: Skuter Baru dengan Desain dan Fitur Mengagumkan

Lebih daripada itu, dirinya juga mengajak masyarakat agar proaktif melakukan penanganan ternak yang sakit.
“Kalau ada ternak yang mati karena sakit, bangkainya jangan langsung dibuang. Sebaiknya dikubur atau dibakar sampai habis. Sehingga bibit penyakitnya tidak lagi menular,” demikian Sakimin.

(rzn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan