Hewan Buas Kembali Mengganas di Seluma, 4 Ekor Kambing Warga Selinsingan Mati Diterkam

PENGECEKAN: Petugas BKSDA Seluma melakukan pengecekan di lokasi pondok milik warga Desa Selinsingan-Ahmad Fauzan-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co, SELUMA UTARA - Hewan buas kembali mengganas di wilayah Seluma. Empat ekor kambing milik salah seorang warga Desa Selinsingan Kecamatan Seluma Utara ditemukan mati diterkam. Keempat ekor kambing tersebut diketahui milik Marsin (45).
Peristiwa ini terjadi pada Minggu-Selasa (11-13/5/2025). Kambing milik korban mati diterkam macan tutul atau macan akar di pondok kebun milik Marsin yang tidak jauh dari Desa Selinsingan.
Kejadian ini sontak mengundang perhatian warga dan pihak berwenang.
BACA JUGA:Enam Kegiatan Akan Meriahkan HUT Seluma
BACA JUGA:DBH Cair Rp 17,6 Miliar, Bupati Prioritaskan Kegiatan Menyentuh Kebutuhan Dasar
"Ya memang kambing milik salah seorang warga kami mati. Mati karena terkaman seperti harimau. Kejadiannya sudah sejak Minggu kemarin," ujar Kades Selinsingan Rasmin kepada wartawan.
Menurut Rasmin, hewan buas tersebut diduga kuat adalah macan akar atau macan dahan. Dugaan ini didasarkan pada jejak kaki yang ditemukan di sekitar lokasi serta pengakuan Marsin yang sempat melihat langsung hewan tersebut.
"Ciri-cirinya bulunya bertotol, tubuhnya sebesar anjing. Kemudian kambing ditarik keluar dari kandangnya. Itu memperkuat dugaan bahwa jenis binatang yang memangsanya adalah macan dahan," ujarnya.
BACA JUGA:Gerbong Mutasi Pejabat Di Lingkungan Pemda Seluma Segera Bergerak
BACA JUGA:SMAN 2 Bengkulu Selatan Gelar Perpisahan Dengan Siswa Kelas XII Secara Sederhana
Menindaklanjuti laporan warga, petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah II Bengkulu langsung turun ke lokasi kejadian pada Selasa (13/5/2025).
Sekitar pukul 15.15 WIB, Petugas melakukan pengecekan dan dokumentasi. Serta memasang rencana mitigasi untuk mencegah serangan susulan.
BKSDA menyatakan bahwa jika satwa tersebut kembali ke lokasi dan menimbulkan ancaman, perangkap akan dipasang guna mengamankannya.
BACA JUGA:Terima Audiensi BPOM Bengkulu, Bahas Pengawasan Makanan dan Minuman
BACA JUGA:Bengkulu Selatan Terima DBH Pajak Tahun 2025 Sebesar Rp 15,72 Miliar
Namun tindakan akan dilakukan secara hati-hati mengingat status satwa tersebut sebagai hewan yang dilindungi negara.
Sebagai informasi, macan dahan (Neofelis diardi) merupakan spesies kucing liar berukuran sedang yang hidup di kawasan hutan tropis Asia Tenggara, termasuk Sumatera dan Kalimantan.
Satwa ini dikenal sangat lihai memanjat pohon, memiliki tubuh berotot dengan panjang mencapai 90 cm.
Ekor panjang untuk menjaga keseimbangan. Berat tubuhnya berkisar antara 11-23 Kg, dengan gigi taring yang dapat tumbuh hingga dua inci, menjadikannya predator tangguh di lingkungan arboreal.
BACA JUGA:Bupati Kaur Lepas 13 Dokter Internship, Harap Program Berlanjut
BACA JUGA:Usai Dilelang, Logistik Pemilu Diangkut Pihak Ketiga
Kehadiran macan dahan di dekat permukiman warga diduga akibat rusaknya habitat alami akibat pembukaan lahan dan deforestasi.
Satwa liar yang kehilangan tempat tinggal cenderung masuk ke wilayah manusia untuk mencari makanan.
Pihak desa dan BKSDA mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat kandang ternak. Serta melaporkan segera jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar di sekitar kebun atau permukiman.
BACA JUGA:Ketua Dewan Pers Berganti, Dari Ninik Rahayu Kepada Komaruddin Hidayat