Jaga Persatuan Dengan Shalat Berjamaah
Shalat Berjamaah-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
OLEH : Ustadz Liza Wahyunito, M.HI
Khutbah I
Hadirin jemaah Jumat yang dimuliakan Allah swt. Ucapan syukur marilah kita haturkan kepada Allah swt, Dzat yang telah melimpahkan nikmat karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tersanjungkan kepada Nabi Muhammad saw, utusan dan suri tauladan, uswatun hasanah, bagi kita semua.
Pertama, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah swt. Dengan takwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Karena apabila kita bertakwa dengan sebenar-benar takwa, maka Allah telah menjanjikan untuk memberi jalan keluar dari kesulitan yang kita hadapi dan Allah menganugerahkan rezeki yang tidak terduga.
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
Kedua, marilah kita bersyukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan kepada kita berbagai macam kenikmatan. Bersyukur dalam arti yang sebenarnya, adalah memanfaatkan atau menggunakan semua nikmat yang Allah berikan, untuk mendekatkan diri atau beribadah kepada-Nya.
Sidang Jumat yang berbahagia,
Sebagai muslim yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah, kita seharusnya menjadi pelopor dan penengah sunnah-sunnah Rasul, serta melestarikan amalan-amalan para ulama salaf. Di antara sunnah-sunnah Rasul tersebut, adalah shalat berjamaah.
Menurut Jumhur ulama, shalat berjamaah hukumnya sunnah muakkad, sedangkan menurut Imam Ahmad Bin Hanbal, shalat berjamaah hukumnya wajib. Rasulullah saw selama hidupnya belum pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid, meskipun beliau dalam keadaan sakit.
Rasulullah saw pernah memperingatkan dengan keras keharusan shalat berjamaah di masjid, sebagai mana diuraikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Muslim.
“Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku bertekad menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku suruh seorang adzan untuk shalat dan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada orang-orang yang tidak ikut shalat, kemudian aku bakar rumah mereka.”
Hadirin yang dirahmati Allah
Pada suatu saat Rasulullah didatangi oleh salah satu sahabat yang dicintainya, yaitu Abdullah Bin Ummi Maktum. Ia berkata kepada Rosulullah bahwa dirinya buta dan tidak ada yang menuntunnya ke masjid sehingga ia memohon kepada Nabi untuk memberinya keringanan untuk tidak melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Selanjutnya Rasulullah bertanya kepadanya: "Apakah engkau mendengar seruan shalat?" tanya Rasul. “Ya Rasul,” jawab Umi Maktum. “Kalau begitu engkau tetap harus hadir di masjid”, jawab Rasul lagi.
Begitulah seruan Rasulullah kepada umatnya agar senantiasa menunaikan shalat berjamaah di masjid, sekalipun kepada sahabatnya yang tidak bisa melihat alias buta. Bagaimana dengan kita umatnya, yang diberikan kenikmatan yang sempurna.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah bersabda: “Tidak sempurna shalat seseorang yang bertetangga dengan masjid kecuali dengan berjamaah. Dalam suatu riwayat, kecuali di masjid.” Hadirin yang berbahagia
Hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya shalat berjamaah. Rasulullah menekankan bahwa shalat jamaah dilaksanakan di masjid. Karena masjid didirikan bukan untuk bemegah-megahan, melainkan untuk diramaikan atau dimakmurkan.
Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 18 yang artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada Allah.”
Banyak keutamaan dan manfaat yang bisa diperoleh ketika seseorang menunaikan sholat berjamaah. Ada keutamaan yang diperoleh di dunia dan juga ada keutamaan atau manfaat yang bisa diperoleh nanti di akhirat.
Di antara keutamaan atau manfaat dari shalat berjamaah yakni Allah melipatgandakan pahala shalat berjamaah sampai dua puluh tujuh derajat. “Shalat berjamaah itu lebih utama dari sholat sendiri dengan dilipatkan sampai dua puluh tujuh derajat.”
Hadirin yang berbahagia
Selanjutnya, manfaat manfaat berjamaah yaitu menjauhkan diri dari sifat munafik. Karena di antara sifat orang munafik adalah bermalas-malasan dalam shalat. Hal ini tertera dalam surat An-Nisa’ ayat 142: yang artinya “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah.
Dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”
Dalam sebuah hadits Nabi bersabda: “Tidaklah ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi shalat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang (berjamaah) meskipun dengan merangkak.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Hadirin yang berbahagia
Manfaat selanjutnya yaitu menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah. Rasulullah bersabda: Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdholliin”, maka ucapkan amin, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dalam hadits lain Nabi bersabda: Barangsiapa yang berwudhu untuk shalat dan menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan untuk menunaikan shalat, dan ia shalat bersama manusia atau berjamaah atau di dalam masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Manfaat yang lainnya dari shalat berjamaah adalah mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia. Shalat berjamaah mengajarkan disiplin seorang makmun senantiasa mengikuti gerakan imam dan berada di belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan ego, perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati patuh dan taat pada pimpinannya, yaitu imam.
Hadirin yang berbahagia
Manfaat yang terakhir dari shalat berjamaah adalah tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan. Apabila kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan tumbuh kasih sayang diantara sesama muslim.
Dan jika suatu waktu ada saudara kita yang biasa berjamaah kemudian beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka kita akan bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia tidak berjama’ah? Seandainya jawaban yang didapat bahwa beliau itu sakit, maka kita akan bergegas menjenguk dan mendoakannya.
Shalat berjamaah juga mengajarkan persamaan, tidak dibedakan antara yang kaya dan yang miskin, seorang pejabat atau rakyat jelata, atasan atau bawahan, semua berdiri, ruku’, sujud, dan duduk dalam satu barisan untuk taat dan tunduk kepada Allah.
Allah swt berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya, dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang sangat kokoh.”
Hadirin yang berbahagia
Inilah khutbah singkat yang telah disampaikan, semoga kita semua, menjadi hamba yang senantiasa selalu mendatangi masjid untuk menunaikan shalat berjamaah. Dan semoga Allah swt selalu memberikan kekuatan kepada umat Islam untuk selalu bersatu dalam keadaan berjamaah. (**)