Tren Sewa iPhone Menjelang Lebaran! Simak Penyebab dan Dampaknya Menurut Sosiolog

Tren Sewa iPhone Menjelang Lebaran: Penyebab dan Dampaknya Menurut Sosiolog-Istimewa-IST, Dokumen

RadarSelatan.bacakoran.co - Jelang Lebaran, jasa penyewaan iPhone semakin diminati di berbagai daerah.
Fenomena ini menjadi bahan perbincangan di media sosial, di mana masyarakat menyewa iPhone untuk dibawa saat buka bersama atau silaturahmi Lebaran.

Diskusi mengenai tren ini ramai di platform X, termasuk unggahan seorang warganet yang mempertanyakan mengapa banyak orang tergila-gila dengan "buah-buahan", merujuk pada iPhone.

Unggahan tersebut mendapat beragam respons, dengan beberapa warganet mencoba menjelaskan alasan di balik tren ini dari sudut pandang masing-masing.

BACA JUGA:Apple Siapkan iPhone 17 Ultra sebagai Penerus Pro Max

BACA JUGA:Siap-Siap! Apple Umumkan iPhone 16 Resmi Tersedia Di Indonesia 11 April!

Perspektif Sosiolog: Kebutuhan Simbolik dalam Teknologi

Sosiolog Universitas Sebelas Maret, Drajat Tri Kartono, mengungkapkan bahwa tren sewa iPhone bisa dijelaskan melalui konsep bisnis simbolik.

Dalam sosiologi, teknologi tidak hanya memiliki nilai guna tetapi juga nilai simbolik.

1. Nilai Guna – Masyarakat menggunakan teknologi berdasarkan fungsinya, misalnya, ponsel sebagai alat komunikasi. Dalam hal ini, keputusan membeli atau menyewa gadget dipengaruhi oleh faktor harga dan spesifikasi.

BACA JUGA:Tips Menggunakan WhatsApp Secara Diam-diam di iPhone dan Android

BACA JUGA:iPhone 17 Rilis! Desain Lebih Tipis, Layar 120Hz, Kamera Depan 24MP

2. Nilai Simbolik – Teknologi juga berfungsi sebagai simbol status sosial.
Menurut Drajat, seseorang dapat menggunakan barang mahal untuk menunjukkan statusnya dibandingkan orang lain. Tren sewa iPhone selama Lebaran lebih berkaitan dengan nilai simbolik ini.

Drajat menyoroti bahwa fenomena ini bisa menjadi masalah ketika seseorang memprioritaskan pengakuan sosial di atas kebutuhan fungsional.

“Masalah muncul ketika seseorang tidak mampu secara finansial, tetapi tetap ingin diakui sebagai bagian dari kelas atas,” ujarnya.

Sewa iPhone sebagai Fenomena Hiperrealitas

BACA JUGA:20 Sertifikat TKDN Produk Apple Terbit! iPhone 16 Akan Segera Masuk Pasar Indonesia! 

BACA JUGA:Apple Siapkan iPhone 17 Ultra sebagai Penerus Pro Max

Senada dengan Drajat, Nurhadi, dosen Sosiologi Antropologi UNS, melihat tren ini sebagai bagian dari fenomena hiperrealitas.

Konsep hiperrealitas merujuk pada kondisi di mana batas antara realitas dan fantasi menjadi kabur.
Dalam kasus ini, individu menciptakan citra yang berbeda dari realitas sebenarnya melalui kepemilikan iPhone sementara.

Nurhadi mengidentifikasi tiga motif utama di balik fenomena ini:

1. Ketidakpercayaan diri terhadap realitas yang dimiliki – Seseorang merasa perlu meningkatkan citra dirinya agar tampak lebih eksklusif.

BACA JUGA:Apple Merilis AirPods 4 Edisi Khusus Bertema Ular, Dijual Terbatas dengan Harga Menarik

BACA JUGA:Apple Uji iOS 18.4 Beta dengan Fitur Notifikasi Prioritas

2. Keinginan untuk mengabadikan momen dengan kualitas lebih baik – iPhone dikenal memiliki kualitas kamera unggulan, sehingga banyak yang menyewanya untuk dokumentasi.

3. Meningkatkan daya tarik bisnis atau personal branding – iPhone sering digunakan untuk menciptakan citra profesional, misalnya dalam fotografi produk.

Nurhadi memperingatkan bahwa efek jangka panjang dari fenomena ini bisa berdampak negatif secara psikologis.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan