Bolehkah Makan Mi Instan Saat Sahur dan Berbuka? Ini Kata Ahli Gizi
Bolehkah Makan Mi Instan Saat Sahur dan Berbuka? Ini Kata Ahli Gizi-istimewa-freepik.com
Radarselatan.bacakoran.co - Mi instan kerap menjadi pilihan untuk sahur dan berbuka puasa karena praktis dan lezat. Namun, apakah makanan ini baik untuk kesehatan?
Menurut dr. Kristina Joy Herlambang, spesialis gizi klinik RS EMC Tangerang, mi instan merupakan produk olahan tinggi (highly processed) yang sebagian besar hanya mengandung karbohidrat tanpa cukup protein.
BACA JUGA:4 Jenis Makanan Ini Baiknya Dihindari Saat Sahur Agar Puasa Lancar
"Mi instan itu terbuat dari tepung yang sudah melalui banyak proses, sehingga kandungan nutrisinya tidak begitu baik. Selain itu, mi instan lebih banyak mengandung karbohidrat dengan kadar protein yang rendah," jelas Joy.
Saat sahur, tubuh memerlukan makanan kaya protein dan serat agar kenyang lebih lama. Jika ingin mengonsumsi mi instan, sebaiknya tambahkan sayuran, telur, atau irisan ayam maupun ikan.
Selain itu, kurangi penggunaan bumbu karena kandungan natriumnya cukup tinggi.
BACA JUGA:Ahli Gizi UNHAS Sebut Dampak Tidak Sahur bagi Anak saat Berpuasa
"Kalau tetap mau makan mi instan, sebaiknya ditambah sayuran, telur, ayam, atau ikan, dan bumbunya dikurangi karena natriumnya tinggi. Tapi jangan terlalu sering," tambahnya.
Terkait frekuensi konsumsi, Joy menekankan pentingnya keseimbangan pola makan secara keseluruhan.
"Banyak yang bertanya boleh makan mi instan berapa kali dalam sebulan. Sebenarnya, yang lebih penting adalah keseimbangan pola makan. Kalau sehari-hari lebih sering mengonsumsi makanan kurang sehat seperti donat, bolu, atau martabak, meskipun hanya makan mi instan sekali sebulan, tetap saja pola makannya kurang baik," jelasnya.
BACA JUGA:Memilih Makanan Sehat untuk Berbuka Puasa
Menurutnya, makanan kurang sehat sebaiknya hanya 30% dari total asupan harian, sementara 70% sisanya harus terdiri dari makanan bernutrisi seperti sayuran, protein berkualitas, dan makanan alami.
Selain membahas mi instan, Joy juga menjelaskan bahwa puasa Ramadan memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk membantu menormalkan kadar gula darah.
"Manfaat ini tergantung pada kondisi individu, bagaimana kontrol gula darahnya, serta pola puasanya," ujar Joy.