Hakekat Puasa Ramadan dan Ketakwaan Sosial

Hakekat Puasa Ramadan dan Ketakwaan Sosial-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

Ayat ini menunjukkan bahwa ketakwaan merupakan tolak ukur kemuliaan seseorang di sisi Allah. Tidak peduli pangkat, jabatan, harta, ataupun keturunan, yang paling mulia di mata Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda bahwa Allah tidak menilai manusia berdasarkan rupa dan harta mereka, melainkan berdasarkan hati dan amal mereka. Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian dan amal kalian. Dan sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa." (HR Muslim) 

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia

Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk menahan hawa nafsu. Hawa nafsu ini dapat mendorong kita untuk melakukan perbuatan yang tidak terpuji, seperti berkata-kata kasar, menipu, dan membicarakan kejelekan orang lain.

Dengan berpuasa, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut dan menggantinya dengan perilaku yang lebih baik. Kita belajar untuk lebih bersabar, menahan diri dari berkata kasar, dan menjaga lisan kita dari perkataan yang tidak baik.

Rasulullah saw bersabda: "Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, 'Jika salah seorang dari kalian berpuasa pada suatu hari, maka janganlah berkata-kata kotor dan janganlah berbuat jahil'. Jika ada orang yang memakinya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah dia berkata, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR. Muslim).

Puasa juga membantu kita untuk lebih berempati terhadap orang lain yang kurang beruntung. Ketika kita merasakan lapar dan dahaga, kita akan lebih memahami bagaimana rasanya hidup dalam kekurangan. Hal ini dapat mendorong kita untuk lebih dermawan dan membantu orang lain yang membutuhkan. 

Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia

Pada hadits lain, dijelaskan bahwa para sahabat menyaksikan Rasulullah orang yang paling dermawan di antara manusia lainnya. Kedermawanan beliau semakin terlihat jelas pada bulan Ramadhan.

“Rasulullah saw adalah orang paling dermawan di antara manusia lainnya, dan ia semakin dermawan saat berada di bulan Ramadhan” (HR Bukhari dan Muslim).

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia

Untuk itu, dengan menjalankan puasa dengan benar, kita tidak hanya meningkatkan keimanan pribadi, tetapi juga berkontribusi positif pada lingkungan sekitar. Puasa menjadi sarana untuk membangun ketakwaan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Pertama, puasa melatih kita untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. Rasa lapar dan dahaga yang kita rasakan selama berpuasa dapat membangkitkan empati terhadap mereka yang kekurangan. Hal ini mendorong kita untuk lebih dermawan dan membantu mereka yang membutuhkan, baik secara materi maupun non-materi.

Selanjutnya, puasa mendorong kita untuk menghindari perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Berbohong, ghibah, dan perilaku negatif lainnya dapat membatalkan pahala puasa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan