Rezekimu Telah Dijamin Allah dan Tak Akan Tertukar
Rezekimu Telah Dijamin Allah dan Tak Akan Tertukar-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
Rezeki kita tidak akan tertukar dengan rezeki orang lain. Rezeki kita juga tidak akan diambil oleh orang lain. Imam an-Nasafi mengatakan: “Dan tidak terbayang apabila seseorang tidak memakan rezekinya atau rezekinya dimakan selainnya.”
Rezeki seseorang sudah ada jatah dan takarannya. Sekuat apa pun usaha seseorang jika bukan rezekinya, maka tidak akan ia raih. Sebaliknya selemah apa pun upaya seseorang, jika telah ditentukan sebagai rezekinya, pastilah akan ia peroleh.
Karenanya kewajiban kita adalah menghindarkan diri dari mencari rezeki dengan cara yang diharamkan dan dari sumber yang haram. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Jibril menyampaikan wahyu ke hatiku bahwa seseorang tidak akan mati sehingga menyempurnakan rezekinya, maka bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik” (HR al-Hakim, al-Baihaqi, dan disebutkan oleh al-Qudha’i dalam Musnad asy Syihab dengan lafaznya).
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Meski rezeki telah digariskan dan ditentukan, tetapi Allah dan Rasul-Nya memberitahukan kepada kita beberapa sebab dan kunci pembuka rezeki. Di antaranya: Pertama, takwa.
Allah ta’ala berfirman: “Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS ath Thalaq:2-3).
Kedua, istighfar dan taubat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang menetapi (memperbanyak) istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari setiap kesedihan, jalan keluar dari setiap kesempitan dan menganugerahkan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan lainnya).
Ketiga, menjauhi maksiat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seseorang akan terhalang dari suatu rezeki sebab dosa yang dilakukannya.” (HR al-Hakim, Ibnu Hibban, dan lainnya).
Keempat, tawakal kepada Allah. Allah ta’ala berfirman: “Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya” (QS ath Thalaq: 3).
Tawakal adalah bergantung kepada Allah semata dan mengandalkan-Nya dalam segala urusan. Tawakal tidaklah menafikan usaha. Tawakal hakikatnya adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah dan percaya penuh kepada-Nya disertai melakukan sebab, usaha dan ikhtiar.
Kita tetap bekerja secara lahiriah dan bertawakal kepada Allah secara batin. Meskipun kita bekerja, kita tidak menggantungkan tercukupinya kebutuhan kepada pekerjaan, akan tetapi dalam hal tercukupinya segala urusan, kita hanya bergantung kepada Allah.
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian seperti Ia memberikan rezeki kepada burung.
Burung-burung itu keluar di pagi hari dalam keadaan perut kosong dan kembali ke sarang-sarangnya dalam keadaan perut yang terisi penuh.” (HR Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim).
Kelima, silaturahim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia bersilaturahim” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Penting untuk kita pahami bersama bahwa banyaknya rezeki bukanlah tanda dicintai oleh Allah. Sebaliknya sempitnya rezeki juga bukanlah tanda dibenci dan dimurkai oleh Allah ta’ala.