Jaga Persatuan Dengan Shalat Berjamaah
Jaga Persatuan Dengan Shalat Berjamaah-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
Oleh: Ustaz Liza Wahyunito, M.HI
Pertama, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah swt. Dengan takwa yang sebenar-benarnya yaitu dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Karena apabila kita bertakwa dengan sebenar-benar takwa, maka Allah telah menjanjikan untuk memberi jalan keluar dari kesulitan yang kita hadapi dan Allah menganugerahkan rezeki yang tidak terduga.
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
Kedua, marilah kita bersyukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan kepada kita berbagai macam kenikmatan.
Bersyukur dalam arti yang sebenarnya, adalah memanfaatkan atau menggunakan semua nikmat yang Allah berikan, untuk mendekatkan diri atau beribadah kepada-Nya.
Sidang Jumat yang berbahagia,
Sebagai muslim yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah, kita seharusnya menjadi pelopor dan penengah sunnah-sunnah Rasul, serta melestarikan amalan-amalan para ulama salaf. Di antara sunnah-sunnah Rasul tersebut, adalah shalat berjamaah.
Menurut Jumhur ulama, shalat berjamaah hukumnya sunnah muakkad, sedangkan menurut Imam Ahmad Bin Hanbal, shalat berjamaah hukumnya wajib.
Rasulullah saw selama hidupnya belum pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid, meskipun beliau dalam keadaan sakit.
Rasulullah SAW pernah memperingatkan dengan keras keharusan shalat berjamaah di masjid, sebagai mana diuraikan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori Muslim.
“Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, sungguh aku bertekad menyuruh mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku suruh seorang adzan untuk shalat dan seseorang untuk mengimami manusia, kemudian aku pergi kepada orang-orang yang tidak ikut shalat, kemudian aku bakar rumah mereka.”
Hadirin yang dirahmati Allah
Pada suatu saat Rasulullah didatangi oleh salah satu sahabat yang dicintainya, yaitu Abdullah Bin Ummi Maktum. Ia berkata kepada Rosulullah bahwa dirinya buta dan tidak ada yang menuntunnya ke masjid sehingga ia memohon kepada Nabi untuk memberinya keringanan untuk tidak melaksanakan shalat berjamaah di masjid.