Gangguan Kesehatan Mental dan Lingkungan Picu Kekerasan pada Anak, Begjni Mencegahnya
Gangguan Mental dan Lingkungan Tidak Aman Picu Kekerasan pada Anak-Istimewa-IST, Dokumen
Radarselatan.bacakoran.co - Psikolog Klinis Forensik Universitas Indonesia (UI), Kasandra Putranto menyebut gangguan kesehatan mental dan lingkungan yang tidak aman menjadi faktor utama pemicu kekerasan terhadap anak.
Menurut Kasandra, banyak pelaku kekerasan terhadap anak mengalami masalah atau gangguan kesehatan mental yang memengaruhi kemampuan mereka dalam mengelola emosi dan perilaku, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kekerasan.
Kekerasan terhadap anak sering kali merupakan pola yang diwariskan antar generasi.
BACA JUGA:Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Seluma Capai 30 Kasus
BACA JUGA:Cegah Kekerasan Terhadap Anak, Pemkab Seluma Rapat Lintas Sektoral
Anak-anak yang mengalami kekerasan di masa kecil berisiko mengulangi perilaku tersebut terhadap anak-anak mereka, menciptakan siklus kekerasan yang sulit diputus.
Faktor Ekonomi dan Kesadaran Orang Tua
Kasandra mengatakan tekanan ekonomi, terutama selama situasi sulit seperti pandemi, dapat memicu stres yang berujung pada kekerasan dalam rumah tangga.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar sering kali menyebabkan frustrasi dan perilaku agresif.
Selain itu, rendahnya kesadaran orang tua tentang dampak buruk kekerasan turut berkontribusi pada fenomena ini.
BACA JUGA:Satgas PPA Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
BACA JUGA:Bupati: Cegah Kekerasan Pada Anak Bangun Komunikasi Terbuka
“Kekerasan terhadap anak akan berdampak jangka pajang terhadap anak, dan banyak orang tua yang tidak menyadari hal ini," jelas Kasandra.
Lingkungan Tidak Aman
Kasandra menambahkan banyak anak tidak merasa aman di rumah mereka sendiri. Kekerasan sering kali dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk anggota keluarga, yang menciptakan trauma mendalam dan memengaruhi kesehatan mental anak.
Langkah Pencegahan
Kasandra mengimbau pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak anak melalui kampanye dan program edukasi yang melibatkan sekolah, komunitas, dan media.
BACA JUGA:Sampai Juni, Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Capai 27 Orang
BACA JUGA:Kasus TPPO dan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Masih Tinggi
Akses layanan kesehatan dan dukungan sosial juga perlu ditingkatkan, terutama bagi keluarga yang menghadapi kesulitan ekonomi.
Pelatihan bagi orang tua tentang pengasuhan tanpa kekerasan juga dinilai penting.
Pemerintah diharapkan dapat mendorong pembentukan kelompok dukungan komunitas yang membantu