BPBD Bengkulu Selatan Siapkan Skema Penanggulangan Kawasan Pertanian Rawan Banjir

Kalaksa BPBD Bengkulu Selatan, Hen Yeni, S.Pi-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkulu Selatan (BS), setidaknya lebih dari 17 wilayah pertanian sawah di 11 Kecamatan Bengkulu Selatan rawan terendam banjir. Ini sesuai dengan kondisi dan fakta yang terjadi selama empat tahun berturut-turut.
Menyikapi hal itu, Kalaksa BPBD Bengkulu Selatan, Hen Yepi S.Pi mengatakan, pihaknya saat ini sedang membahas skema penanggulangan terpadu. BPBD akan melakukan pemetaan secara rinci sumber dan titik utama banjir. Setelah itu akan melakukan mitigasi lanjutan.

BACA JUGA:Bonceng Anak Pakai Motor Tetap Wajib Pakai Helm

BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Selatan Terus Tingkatkan Fasilitas Internet di Area Publik

“Adapun beberapa wilayah pertanian rawan direndam banjir diantaranya kawasan hamparan sawah Desa Lubuk Resam Kecamatan Kedurang, hamparan sawah Desa Tanggo Raso Kecamatan Pino Raya, hamparan sawah Desa Ketaping Kecamatan Manna, hamparan sawah Desa Ganjuh Kecamatan Pino, serta hamparan sawah di seputaran Kecamatab Air Nipis, Bunga Mas hingga Kedurang Ilir. Kejadian ini hampir setiap hali hujan besar mengguyur,” ujarnya.

BACA JUGA:Dukung Kualitas Pendidikan, TK/PAUD Wajib Ada RPP

BACA JUGA:Dewan Dorong Potensi PAD Dimaksimalkan

Saat ini kata Hen Yepi, pihak BPBD dan OPD terkait tengah memikirkan solusi tepat agar kejadian tersebut tidak berulang dan merugikan para petani. Termasuk juga menggandeng Balai Wilayah Sumatera (BWS) VII untuk melakukan penataan lajur sungai yang berkenaan dengan areal pertanian. “Memang situasi banjir di hamparan sawah berpotensi merusak tanaman. Meski tanaman padi butuh air, namun jika debetnya berlebih tanaman akan membusuk dan mati,” ujarnya.

BACA JUGA:Perpustakaan Kemendikdasmen Bengkulu Miliki 45 Ribu Koleksi Buku

BACA JUGA:Ingat! Urus SIM Wajib Lunasi BPJS Kesehatan Terlebih Dulu

Lanjut Hen, yang paling parah terjadi yakni adanya banjir rob di hamparan sawah muara Sungai Bengkenang beberapa waktu lalu. Dimana, belasan hektar tanaman padi masyarakat mati direndam air laut. Meski BPBD telah melakukan upaya pengerukan muara sungai, kejadian serupa tetap berulang dan merugikan para petani.

BACA JUGA:Tutup Buku, Biaya Nikah Setor Paling Lambat 10 Desember 2024

BACA JUGA:Optimalkan Program Sterilisasi Hewan Peliharaan

“Langkah utamanya yaitu dengan memperbaiki struktur penahan air dan meningkatkan jalur buang irigasi. Namun, butuh anggaran yang cukup besar dalam proyek tersebut. Maka itu, kami harap dukungan Pemimpin Daerah Bengkulu Selatan,” kata Hen.

(rzn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan