4159 Pelanggan PLN di Bengkulu Selatan Kembali Menunggak Pembayaran
JELASKAN: Petugas PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Manna menjelaskan data tunggakan pelanggan pasca bayar di wilayah binaan mereka, Jumat (8/11/2024) pagi-Rezan-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Angka tunggakan bayaran listrik para pelanggan PLN khususnya meteran pasca bayar di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) tak pernah surut.
Buktinya per Jumat (8/11/2024), PT. PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Manna Kabupaten BS kembali mencatat angka tunggakan yang signifikan.
BACA JUGA:Citilink Resmi Layani Rute Bengkulu-Makkah
Dimana untuk tunggakan selama dua bulan pembayaran, ada sebanyak 2986 pelanggan.
Lalu tunggakan tiga bulan sebanyak 1114 pelanggan serta tunggakan empat bulan sebanyak 59 pelanggan. Jika ditotal, PLN mencatat ada sebanyak 4159 pelanggan yang menunggak bayar.
Manager PLN ULP Manna, Yossa Perdana menyebut, akibat tingginya jumlah tunggakan pelanggan tersebut. PLN sebagai perusahaan negara kembali menelan kerugian.
Tak main-main, nominal yang tercatat mencapai Rp 599.572.425 alias setengan miliar lebih.
BACA JUGA:Empat Sanggahan Pelamar PPPK Kaur Dikabulkan
Menurut Yossa, pihaknya sudah berulang kali memperingatkan pelanggan. Bahkan, petugas PLN sampai mengirimkan surat peringatan kepada yang bersangkutan. Akan tetapi, upaya masih gagal sehingga PLN harus mengambil langkah tegas.
“Ribuan pelanggan yang nunggak ini sudah kami berikan surat peringatan, beberapa sudah disegel juga meterannya. Tapi tetap ada yang ngotot belum mau bayar, ya sudah kami tunggu dulu, siapa tahu beberapa hari kedepan dipikirkan,” ujarnya kepada Rasel, Jumat (8/11/2024).
BACA JUGA:Tim Gabungan Lakukan OTT Penyelundupan BBL, Sita 4500 Ekor Benur
Lanjut Yossa, dari jumlah yang tertera tersebut, sebanyak 59 pelanggan sudah diambang pemutusan permanen. Ini karena nominal tunggakan sudah di atas normal dan sangat merugikan bagi PLN.
Pihaknya siap memberikan alternative kedua dengan mengganti meteran dengan system pra bayar, namun penunggak harus menyelesaikan dulu kewajibannya.
“Kami sebetulnya sangat tidak mau memutus jaringan pelanggan. Karena kami tahu bahwa masyarakat juga butuh listrik, tapi kalau sudah melewati empat bulan, kamipun tidak bisa lagi menoleransi terus. Sebab, kamipun ada target dari atasan,” beber Yossa.