PEMBELAJARAN KIMIA TERDIFERENSIASI BERBANTUAN MEDIA CARE DENGAN PENDEKATAN I-CORE BERBASIS KEARIFAN LOKAL

PEMBELAJARAN KIMIA TERDIFERENSIASI BERBANTUAN MEDIA CARE PENDEKATAN I-CORE BERBASIS KEARIFAN LOKAL-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

 

Guru memantau keterlibatan siswa dalam menyelesaikan tantangan. Dalam menjawab masalah yang diberikan, siswa dapat menggunakan media care yang berisi materi, video, podcast dan lab maya. Siswa juga diperkenankan mencari referensi tambahan di perpustakaan.

 

Siswa dengan gaya belajar kinestetik mencari tambahan referensi di perpustakaan. Siswa dengan gaya belajar visual belajar dengan memahami materi dan mengamati video yang terdapat pada fitur media care. Siswa auditori juga menggunakan media care yang tedapat fitur podcast didalamnya. Siswa akan belajar dengan menyimak podcast.

 

4.      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

 

Siswa berkolaborasi dalam kelompok menjawab tentang konsep materi elektrokimia yang telah mereka pahami dan solusi pemecahan masalah melalui mind map. Pada aktivitas ini dilakukan Walking Gallery dengan cara “Belanja Ide” sebagai berikut:

 

a.  Setiap kelompok akan memajang hasil diskusi pada meja kelompoknya/ditempel di dinding.

 

b. Setiap kelompok menentukan 1-2 peserta yang akan tinggal di tempatnya dan mempresentasikan hasil diskusi.

 

c.  Anggota lainnya diarahkan untuk berkeliling dan melihat hasil diskusi dari kelompok lain.

 

d. Anggota yang berkeliling dapat bertanya, memberi umpan balik dan mencatat jika ada ide yang menarik.

 

e.  Waktu dan alur berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain dipimpin/diarahkan oleh guru.

 

f.  Setelah selesai, semua kembali ke kelompoknya. Kemudian anggota yang berkeliling dapat berbagi ide pada anggota yang presentasi.

 

Proses mengomunikasikan pemahaman siswa lewat mind map dijadikan sebagai asesmen formatif. Asesmen ini dijadikan asesmen awal untuk pembelajaran berikutnya.

 

5.      Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

 

Dari data yang terkumpul melalui “Belanja Ide”, selanjutnya digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis tadi sehingga akan dapat dibuktikan apakah hipotesis tersebut benar atau salah melalui eksperimen sederhana sel volta berbasis kearifan lokal berupa baterai buah. Masing-masing kelompok dibebaskan memilih buah yang berbasis kearifan lokal untuk pembuktian konsep sel volta. Beberapa buah lokal yang digunakan siswa adalah buah sawit, belimbing wuluh, buah tupak, jeruk nipis dan tomat.

 

Guru memfasilitasi siswa menarik kesimpulan dari seluruh langkah pembuktian yang telah dilakukan. Guru memberikan umpan balik atas pekerjaan siswa.

 

Guru memberikan tugas dengan membebaskan siswa melakukan wawancara ke lapangan terkait konsep elektrokimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari seperti proses penyepuhan, pemakaian aki, pengisian ulang batu baterai.

Tag
Share