radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Pemerintah Provinsi Bengkulu berupaya menekan alih fungsi lahan dan mengoptimalkan ketersediaan irigasi.
Hal ini dilakukan guna menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras, yang menjadi salah satu penyumbang inflasi daerah.
BACA JUGA:Seleksi PPPK, Gubernur Bengkulu Pastikan Tidak Ada Pungutan Biaya
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, selain alih fungsi lahan, ketersediaan irigasi, teknis pengolahan sawah, serta pengelolaan hasil panen seluruhnya berpengaruh pada ketersediaan beras.
"Tadi ada beberapa hal prinsip yang dibahas terkait pengendalian inflasi. Seperti mengoptimalkan ketersediaan irigasi yang masih belum maksimal," kata Gubernur usai memimpin rapat High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Rabu (18/9/2024).
BACA JUGA:Kebutuhan Pegawai Seluma Terpenuhi Jika Seluruh Formasi CASN Dilamar
Inflasi Bengkulu biasanya selalu di atas angka 3 persen. Namun saat ini hanya berada pada angka 2 persen.
"Angka yang terkendali, serta diikuti juga oleh pertumbuhan ekonomi yang membaik," bangga Rohidin.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana, mengatakan bahwa penurunan angka inflasi saat ini harus dilakukan secara gotong royong dan dengan kerja sama yang baik dari seluruh unsur.
BACA JUGA:Besok, 930 Anggota BPD Dikukuhkan Perpanjangan Masa Jabatan
"Kalau kita bergotong royong dalam melakukan pengendalian inflasi ini secara bersama-sama, mudah-mudahan hal tersebut akan tercapai," tutupnya. (cia)