radarselatan.bacakoran.co - Di pedalaman hutan Siberia yang dingin dan sunyi, tersembunyi rahasia yang telah lama terkubur di balik lapisan es dan bebatuan.
Para arkeolog telah menemukan jaringan gua kuno yang lebih dari sekadar rongga di dalam bumi—gua-gua ini merupakan jendela menuju sebuah peradaban yang telah lama hilang. Peradaban ini pernah berkembang subur di tengah dinginnya Siberia.
Gua Malta, sebuah situs arkeologi yang menakjubkan, terletak di lembah Sungai Angara dekat Danau Baikal di Siberia Selatan.
BACA JUGA:Goa Selomangleng, Salah Satu Tempat Wisata Menarik di Kediri, Seperti ini Penjelasannya
Ditemukan pada awal abad ke-20, gua ini telah menjadi pusat perhatian para ahli prasejarah.
Keistimewaan gua Malta terletak pada penemuan artefak-artefak yang menunjukkan kebudayaan Malta-Buret, termasuk figur-figur Venus, perhiasan dari tulang dan gading, serta alat-alat batu yang menunjukkan kreativitas dan keterampilan tinggi dari para penghuninya.
Para arkeolog memperkirakan bahwa gua ini pernah menjadi rumah bagi manusia modern awal dari populasi Eurasia Utara kuno selama periode Paleolitikum atas, sekitar 19.000 hingga 23.000 tahun lalu.
Meskipun begitu, gua ini masih menyimpan banyak misteri, termasuk asal usul budaya yang cukup maju pada zamannya.
BACA JUGA:Goa Garunggang, Goa Bersejarah dengan Panorama Air Terjun Memukau di Bogor
Bagaimana masyarakat purba ini menciptakan karya seni yang indah dan kompleks, serta bagaimana mereka bertahan hidup di lingkungan yang keras, masih menjadi pertanyaan yang belum terpecahkan.
Penemuan Gua Malta memberikan wawasan berharga tentang kehidupan manusia di masa lalu, terutama mengenai seni dan kepercayaan spiritual masyarakat prasejarah.
Namun, banyak misteri yang masih belum terpecahkan, menjadikannya salah satu situs arkeologi paling menarik di dunia.
Masih di wilayah yang sama, terdapat situs gua lain yang tak kalah misterius, yaitu Gua Okladnikov. Terletak di kaki Pegunungan Altai, Distrik Solonenski, wilayah Altai di Siberia Selatan, gua ini merupakan salah satu situs Paleolitikum yang paling banyak diteliti di wilayah Altai.
BACA JUGA:Guilin Kota Paling Indah Di China, Ada Goa dan Bukit Kars yang Menawan, Cocok Untuk Tempat Berlibur
Di sini ditemukan industri batu Mousterian yang kaya, berasal dari antara 33.000 hingga 44.000 tahun yang lalu, serta tulang-tulang spesies Neanderthal.
Buku "Animal, Tools, and Human yakni A Typonomic Odyssey in Ice Age Siberia" (2013) menjelaskan bahwa Gua
Okladnikov mengandung bukti fosil untuk situs paling timur yang dikonfirmasi dengan adanya Neanderthal.
Meskipun para arkeolog telah mengidentifikasi tujuh lapisan arkeologi di gua ini, penyebab pasti kepunahan Neanderthal dan interaksinya dengan manusia modern masih menjadi subjek penelitian.
BACA JUGA:Spot Wisata Alam Unik di Bengkulu Selatan, Hujan Abadi dan Aula Pelaminan di Goa Suruman
Gua Dena, sebuah permata tersembunyi di Pegunungan Altai, Siberia, mengungkap rahasia mengejutkan tentang sejarah evolusi manusia.
Terletak di lembah hulu Sungai Anui, pintu masuk gua berada di tepian dinding batu curam sekitar 28 meter di atas sungai.
Gua ini pertama kali menarik perhatian para arkeolog pada awal abad ke-21, dan pada 2008 ditemukan fosil spesies manusia yang tidak teridentifikasi.
Keistimewaan Gua Denisova terletak pada penemuan fosil jari tangan kecil yang awalnya dianggap milik Neanderthal, namun analisis DNA terbaru mengungkap fakta mengejutkan bahwa fosil tersebut berasal dari manusia purba yang sama sekali baru, dinamakan Denisova.
BACA JUGA:Pantai Ngrenehan, Petualangan Kuliner dan Pemandangan Indah
Penemuan ini mengguncang dunia sains karena menunjukkan bahwa manusia modern memiliki kerabat dekat yang sebelumnya tidak diketahui.
Selain fosil, ditemukan berbagai artefak seperti perhiasan dan alat batu yang menunjukkan bahwa Denisovan adalah pembuat yang mahir
dan memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa di lingkungan yang keras.
Namun, masih banyak misteri yang menggantung, terutama tentang interaksi Denisovan dengan Neanderthal dan bagaimana mereka punah.
Di wilayah Tengah Siberia untuk menjumpai Gua Avontofagora, sebuah kompleks situs arkeologi dari zaman Paleolitikum akhir dan Mesolitikum.
BACA JUGA:Pantai Carolina, Destinasi Menawan dan Spot Surfing Terfavorit di Padang
Terletak di tepi Sungai Yenisei, gua ini telah lama memikat para arkeolog dengan rahasia yang tersimpan di dalamnya.
Menurut buku "Animal and Human Tools yaitu A Typonomic Odyssey in Ice Age Siberia" (2013), kompleks Avontofagora memiliki hubungan budaya dan genetik dengan penduduk Malta-Buret.
Gua ini pertama kali digali pada 1884 oleh arkeolog Ivan Savenkov, sementara eksplorasi lebih lanjut dilakukan pada 1920-an.